WP - Serangan pesawat tak berawak di Bandara Internasional Abha Arab Saudi telah menghentikannya beroperasi selama "beberapa jam," klaim juru bicara pemberontak Houthi Yaman, menambahkan bahwa serangan itu sebagai pembalasan atas "pengepungan" terhadap rakyat Yaman.
"Dengan rahmat Tuhan dan dukungannya, angkatan udara menargetkan Bandara Internasional Abha pada fajar hari ini dengan sejumlah drone Samad-3, dan serangan itu akurat," demikian menurut juru bicara militer milisi Houthi Yaman, Yahya Sarea, dalam tweetnya pada hari Selasa pagi.
Serangan itu, kata Sarea, merupakan "tanggapan atas eskalasi yang terus berlanjut oleh kekuatan agresi dan pengepungan mereka terhadap orang-orang hebat Yaman."
Kerusakan yang terjadi di bandara sempat menonaktifkan operasinya, Sarea mengklaim, menambahkan bahwa "gangguan" berlangsung selama "beberapa jam."
Bandara di barat daya Arab Saudi, dekat perbatasan dengan Yaman, sering diserang pemberontak dalam beberapa bulan terakhir. Dua puluh enam orang terluka dalam dugaan serangan rudal jelajah pada 12 Juni 2019, sementara 21 orang terluka dan satu orang tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada 23 Juni 2019.
Kaum Houthi telah terlibat dalam konflik militer yang sudah berlangsung lama dengan pemerintah Yaman yang didukung PBB, dan lebih jauh lagi, Arab Saudi, yang telah melancarkan kampanye yang didukung AS melawan pemberontak selama lebih dari lima tahun.
Riyadh dan sekutunya melakukan intervensi di negara yang sekarang dilanda perang itu pada Maret 2015 untuk membantu mengembalikan presiden yang digulingkan, Abdrabbuh Mansour Hadi, ke tampuk kekuasaan. Dengan Houthi menolak untuk mundur sambil mendapatkan kendali atas sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sanaa. Semua pihak terlibat permusuhan pahit yang telah menghancurkan Yaman, yang mengarah ke salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Kampanye pengeboman Saudi dan blokade angkatan lautnya telah memberikan pukulan telak bagi warga sipil, yang sangat memperumit wabah kolera yang mematikan dan menempatkan ribuan keluarga di ambang kelaparan. Sebagian besar penduduk negara yang dilanda perang yang berpenduduk 29 juta itu sekarang bergantung pada beberapa bentuk bantuan untuk bertahan hidup.
Sarea mengatakan bahwa serangan serupa dapat terjadi "selama agresi dan blokade berlanjut."
Serangan semalam adalah kedua kalinya Houthi menyerang bandara dengan drone dalam 24 jam terakhir.
Pada hari Minggu, kelompok pemberontak mengklaim bahwa mereka meluncurkan "serangan skala besar dengan sejumlah drone yang menargetkan posisi militer dan target sensitif."
Outlet media yang dikelola Houthi, al-Masirah TV melaporkan, mengutip Sarea, bahwa pemboman itu adalah tanggapan balasan untuk "serangan udara koalisi pimpinan Saudi di Yaman."
sumber: click disini
0 komentar:
Posting Komentar