wartaperang - Menurut sebuah sumber yang sangat bisa dipercaya, dikatakan lebih dari 24 pesawat tempur Rusia, Sukhoi-24 dan Sukhoi-34, telah tiba di pangkalan udara Hmeymim yang berada di pesisir, hal ini sepertinya memperlihatkan bila Moskow berencana untuk meningkatkan kampanye udara terhadap rakyat Suriah.
Sumber ini merinci bahwa pesawat-pesawat tempur tersebut tiba berturut-turut dengan 4 pesawat dalam setiap keadatangannya di atas Irak dan Iran.
Berita ini mengikuti keputusan yang ditandatangani oleh Vladimir Butin dalam hal penempatan pasukan Rusia dalam wilayah Suriah tanpa batas. Menambahkan ke ketegangan antara Rusia dan negara Barat dan pemerintah AS sehubungan dengan krisis Suriah.
Jumlah pesawat tempur Rusia di Suriah akan meningkat menjadi 74 buah ketika 24 pesawat itu tiba. Semuanya adalah tipe Sukhoi (SU24, SU30, SU34, SU35), yang mampu melakukan 400 serangan udara setiap hari dan pesawat sudah dilengkapi kemampuan yang canggih untuk melakukan 6 serangan dalam sekali waktu.
Intervensi militer Rusia di Suriah dimulai pada September 2015 setelah permintaan resmi oleh rezim Suriah untuk bantuan militer melawan pemberontak. Intervensi awalnya terdiri dari serangan udara yang menargetkan wilayah di utara dan barat Suriah, melawan oposisi bersenjata Suriah.
Angkatan udara Rusia mengambil bagian aktif dalam ofensif rezim Suriah terhadap Aleppo yang dimulai pada akhir September 2016. Pemerintah AS secara terbuka menuduh Rusia melakukan "pelanggaran terhadap hukum internasional" di Suriah dan mendesak penyelidikan kejahatan perang.
Pada tanggal 15 Oktober 2016, kapal induk Admiral Kuznetsov, berjalan bersama dengan cruiser tempur Pyotr Velikiy dan kapal perang lainnya dan beberapa kapal dukungan, berlayar dari Kola Bay dikerahkan ke Mediterania untuk mendukung pasukan Rusia yang beroperasi di Suriah.
Pasukan Rusia mungkin akan tetap di Suriah tanpa batas waktu, Kremlin sendiri menyatakan bila batas mereka pada akhir September 2016.
Diperkirakan bahwa kampanye militer Rusia telah menewaskan hampir 4.000 warga sipil sejak dimulai tahun lalu.
Kremlin awalnya mengesampingkan pengiriman pasukan darat, namun, bukti di lapangan menunjukkan pasukan khusus, artileri, dan unit tank juga telah dikerahkan dan mengambil bagian dalam aksi di Suriah. Rusia belum mempublikasikan jumlah pasukan yang telah dikerahkan untuk Suriah.
Sumber: ZA
Sumber ini merinci bahwa pesawat-pesawat tempur tersebut tiba berturut-turut dengan 4 pesawat dalam setiap keadatangannya di atas Irak dan Iran.
Berita ini mengikuti keputusan yang ditandatangani oleh Vladimir Butin dalam hal penempatan pasukan Rusia dalam wilayah Suriah tanpa batas. Menambahkan ke ketegangan antara Rusia dan negara Barat dan pemerintah AS sehubungan dengan krisis Suriah.
Jumlah pesawat tempur Rusia di Suriah akan meningkat menjadi 74 buah ketika 24 pesawat itu tiba. Semuanya adalah tipe Sukhoi (SU24, SU30, SU34, SU35), yang mampu melakukan 400 serangan udara setiap hari dan pesawat sudah dilengkapi kemampuan yang canggih untuk melakukan 6 serangan dalam sekali waktu.
Intervensi militer Rusia di Suriah dimulai pada September 2015 setelah permintaan resmi oleh rezim Suriah untuk bantuan militer melawan pemberontak. Intervensi awalnya terdiri dari serangan udara yang menargetkan wilayah di utara dan barat Suriah, melawan oposisi bersenjata Suriah.
Angkatan udara Rusia mengambil bagian aktif dalam ofensif rezim Suriah terhadap Aleppo yang dimulai pada akhir September 2016. Pemerintah AS secara terbuka menuduh Rusia melakukan "pelanggaran terhadap hukum internasional" di Suriah dan mendesak penyelidikan kejahatan perang.
Pada tanggal 15 Oktober 2016, kapal induk Admiral Kuznetsov, berjalan bersama dengan cruiser tempur Pyotr Velikiy dan kapal perang lainnya dan beberapa kapal dukungan, berlayar dari Kola Bay dikerahkan ke Mediterania untuk mendukung pasukan Rusia yang beroperasi di Suriah.
Pasukan Rusia mungkin akan tetap di Suriah tanpa batas waktu, Kremlin sendiri menyatakan bila batas mereka pada akhir September 2016.
Diperkirakan bahwa kampanye militer Rusia telah menewaskan hampir 4.000 warga sipil sejak dimulai tahun lalu.
Kremlin awalnya mengesampingkan pengiriman pasukan darat, namun, bukti di lapangan menunjukkan pasukan khusus, artileri, dan unit tank juga telah dikerahkan dan mengambil bagian dalam aksi di Suriah. Rusia belum mempublikasikan jumlah pasukan yang telah dikerahkan untuk Suriah.
Sumber: ZA
0 komentar:
Posting Komentar