wartaperang - Amerika Serikat secara resmi memberikan label kepada kelompok pemberontak militan Suriah Jund al-Aqsa sebagai sebuah organisasi "Specially Designated Teroris Global" pada hari Selasa ketika pembicaraan terus berlangsung untuk mengamankan gencatan senjata di negara yang terpecah oleh perang.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan kelompok yang telah berumur empat tahun itu awalnya adalah sebuah unit dari al-Nusra Front, cabang Al-Qaeda di Suriah, sebelum membelah diri untuk melaksanakan operasi secara mandiri.
Hari ini Jund al-Aqsa beroperasi terutama di Idlib dan Hama provinsi, tetapi tetap "secara terbuka bersekutu" dengan al-Nusra, sebuah organisi yang sudah ditetapkan sebagai kelompok teror dua tahun lalu, demikian menurut Departemen Luar Negeri Rusia.
Dikatakan Jund al-Aqsa berada di balik dua pemboman bunuh diri di Idlib Maret 2015 dan insiden pada Februari 2014 berupa "pembantaian" dari 40 warga sipil di Maan di tengah Hama.
Penunjukan ini dan sanksi paralel oleh Departemen Keuangan AS, melarang setiap entitas dan individu AS untuk berhubungan dengan kelompok.
Keputusan ini datang ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memimpin pembicaraan di New York pada hari Selasa yang bertujuan untuk melestarikan gencatan senjata di Suriah setelah militer Suriah menyatakan gencatan senjata yang berusia seminggu lebih dan meluncurkan pemboman baru di kota yang dikuasai pemberontak.
"Gencatan senjata tidak mati," Kerry menegaskan setelah pertemuan singkat ddengan Suriah Support Group International, dimana dalam pertempuran tersebut ada satu orang yang hadir digambarkan dalam kondisi "tegang."
sumber: al-arabiya
Departemen Luar Negeri AS mengatakan kelompok yang telah berumur empat tahun itu awalnya adalah sebuah unit dari al-Nusra Front, cabang Al-Qaeda di Suriah, sebelum membelah diri untuk melaksanakan operasi secara mandiri.
Hari ini Jund al-Aqsa beroperasi terutama di Idlib dan Hama provinsi, tetapi tetap "secara terbuka bersekutu" dengan al-Nusra, sebuah organisi yang sudah ditetapkan sebagai kelompok teror dua tahun lalu, demikian menurut Departemen Luar Negeri Rusia.
Dikatakan Jund al-Aqsa berada di balik dua pemboman bunuh diri di Idlib Maret 2015 dan insiden pada Februari 2014 berupa "pembantaian" dari 40 warga sipil di Maan di tengah Hama.
Penunjukan ini dan sanksi paralel oleh Departemen Keuangan AS, melarang setiap entitas dan individu AS untuk berhubungan dengan kelompok.
Keputusan ini datang ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memimpin pembicaraan di New York pada hari Selasa yang bertujuan untuk melestarikan gencatan senjata di Suriah setelah militer Suriah menyatakan gencatan senjata yang berusia seminggu lebih dan meluncurkan pemboman baru di kota yang dikuasai pemberontak.
"Gencatan senjata tidak mati," Kerry menegaskan setelah pertemuan singkat ddengan Suriah Support Group International, dimana dalam pertempuran tersebut ada satu orang yang hadir digambarkan dalam kondisi "tegang."
sumber: al-arabiya
0 komentar:
Posting Komentar