wartaperang - Militan meledakkan dua bom mobil di luar sebuah pangkalan polisi di ibukota Somalia yang disusul dengan serangan orang-orang bersenjata menyerbu terhadap pangkalan terserbut pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 10 orang, kata polisi.
Kelompok Islamis al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap markas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) di Mogadishu.
Ini adalah operasi besar kedua di kota minggu ini oleh kelompok yang telah terus melakukan perang gerilya terhadap pemerintah yang didukung oleh Barat dalam menghadapi serangan pesawat tak berawak AS dan pasukan penjaga perdamaian Afrika.
Tembakan berat terdengar di dalam markas selama sekitar setengah jam setelah ledakan pertama, kata para saksi mata.
Mayat empat warga sipil terbaring di jalan dekat komplek yang sebagian besar telah rusak. Sebuah kios dekat dengan dinding markas juga terbakar.
"Sedikitnya 10 orang termasuk empat militan, lima warga sipil dan seorang tentara tewas dalam serangan hari ini," demikian menurut seorang polis Hussein Ali, kepada Reuters.
15 orang lainnya telah terluka, beberapa dalam keadaan serius, tambahnya.
Juru bicara operasi militer Al-Shabaab, Abdiasis Abu Musab, mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri telah memulai serangan dengan serudukan bom mobil ke pintu gerbang bangunan.
Dalam serangan pertama al-Shabaab pekan ini, 13 orang tewas ketika dua bom mobil meledak di gerbang utama pangkalan penjaga perdamaian Uni Afrika AMISOM, Selasa.
Analis keamanan telah memperingatkan bahwa kelompok ini bisa meningkatkan serangannya, mengambil keuntungan dari gangguan yang disebabkan oleh kampanye untuk pemilihan presiden pada bulan Agustus.
Al-Shabaab, yang ingin memaksakan bentuk keras dari syariah Islam di Tanduk Afrika, juga telah meluncurkan serangan di Kenya dan Uganda yang telah menyebabkan disebarnya pasukan AMISOM sejumlah 22.000 tentara.
Somalia terjun ke dalam anarki di awal 1990-an menyusul penggulingan diktator militer Mohamed Siad Barre.
Sumber: al-arabiya
Kelompok Islamis al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap markas Departemen Investigasi Kriminal Somalia (CID) di Mogadishu.
Ini adalah operasi besar kedua di kota minggu ini oleh kelompok yang telah terus melakukan perang gerilya terhadap pemerintah yang didukung oleh Barat dalam menghadapi serangan pesawat tak berawak AS dan pasukan penjaga perdamaian Afrika.
Tembakan berat terdengar di dalam markas selama sekitar setengah jam setelah ledakan pertama, kata para saksi mata.
Mayat empat warga sipil terbaring di jalan dekat komplek yang sebagian besar telah rusak. Sebuah kios dekat dengan dinding markas juga terbakar.
"Sedikitnya 10 orang termasuk empat militan, lima warga sipil dan seorang tentara tewas dalam serangan hari ini," demikian menurut seorang polis Hussein Ali, kepada Reuters.
15 orang lainnya telah terluka, beberapa dalam keadaan serius, tambahnya.
Juru bicara operasi militer Al-Shabaab, Abdiasis Abu Musab, mengatakan salah satu pelaku bom bunuh diri telah memulai serangan dengan serudukan bom mobil ke pintu gerbang bangunan.
Dalam serangan pertama al-Shabaab pekan ini, 13 orang tewas ketika dua bom mobil meledak di gerbang utama pangkalan penjaga perdamaian Uni Afrika AMISOM, Selasa.
Analis keamanan telah memperingatkan bahwa kelompok ini bisa meningkatkan serangannya, mengambil keuntungan dari gangguan yang disebabkan oleh kampanye untuk pemilihan presiden pada bulan Agustus.
Al-Shabaab, yang ingin memaksakan bentuk keras dari syariah Islam di Tanduk Afrika, juga telah meluncurkan serangan di Kenya dan Uganda yang telah menyebabkan disebarnya pasukan AMISOM sejumlah 22.000 tentara.
Somalia terjun ke dalam anarki di awal 1990-an menyusul penggulingan diktator militer Mohamed Siad Barre.
Sumber: al-arabiya
0 komentar:
Posting Komentar