wartaperang - Seorang tersangka dari pembom martir Negara Islam (ISIS/IS) meledakkan rompi peledak pada sebuah bus dekat perbatasan Atmeh, sebuah titik penyebrangan ke Turki pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 23 orang, termasuk pejuang pemberontak, dan melukai 50 orang lainnya, beberapa dari mereka dalam keadaan kritis, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan beberapa sumber mengatakan.
Bus itu membawa pejuang untuk gerakan Nour al-Din al-Zink, Failaq al-Sham dan al-Sultan Ibrahim brigade, sebuah sumber mengatakan kepada reporter Zaman al-Wasl.
Komandan pemberontak menuduh Negara Islam melaksanakan serangan bunuh diri. Sejauh ini, kelompok radikal tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Gambar yang beredar di media sosial, dimana Reuters tidak bisa segera memverifikasi, menunjukkan benda-benda yang terbakar dari sisa-sisa bus dan petugas medis mengobati orang yang terluka.
Televisi CNN Turk Turki melaporkan bahwa ledakan terjadi di pintu masuk Atmeh, di kamp pengungsi di Suriah, dekat perbatasan, demikian berita itu mengutip sumber-sumber lokal.
Provinsi Idlib Suriah, di mana Atmeh terletak, adalah benteng utama oposisi yang didukung oleh Turki melawan pasukan dari Bashar al-Assad.
Sumber: ZA
Bus itu membawa pejuang untuk gerakan Nour al-Din al-Zink, Failaq al-Sham dan al-Sultan Ibrahim brigade, sebuah sumber mengatakan kepada reporter Zaman al-Wasl.
Komandan pemberontak menuduh Negara Islam melaksanakan serangan bunuh diri. Sejauh ini, kelompok radikal tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Gambar yang beredar di media sosial, dimana Reuters tidak bisa segera memverifikasi, menunjukkan benda-benda yang terbakar dari sisa-sisa bus dan petugas medis mengobati orang yang terluka.
Televisi CNN Turk Turki melaporkan bahwa ledakan terjadi di pintu masuk Atmeh, di kamp pengungsi di Suriah, dekat perbatasan, demikian berita itu mengutip sumber-sumber lokal.
Provinsi Idlib Suriah, di mana Atmeh terletak, adalah benteng utama oposisi yang didukung oleh Turki melawan pasukan dari Bashar al-Assad.
Sumber: ZA
0 komentar:
Posting Komentar