Courtesy of Zaman Al-Wasl |
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan sebelumnya bahwa kedua negara berada di tahap perencanaan untuk melancarkan serangan bersama terhadap kelompok Nusra front dan Negara Islam.
Analis dan orang-orang yang dekat dengan Nusra front melaporkan ada indikasi yang menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari kelompok itu siap untuk meninggalkan terorisme dan bahwa perpecahan mendapat dukungan dari ulama terkemuka.
Ulama berpengaruh yang berasal dari Yordania Sheikh Abu Muhammad al-Maqdisi mendukung keputusan untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaeda, menurut The Times.
"Jika nama Nusra adalah pembenaran untuk menargetkan afiliasinya, kemudian tidak bertentangan dengan Alquran," tulisnya dalam sebuah pernyataan. "Dan melepaskan diri [dari al-Qaeda] tidak murtad ketika ada kebutuhan."
Nusra Front adalah salah satu kelompok perlawanan terkuat dari banyak faksi pemberontak melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. Beberapa kelompok pemberontak moderat telah berkolaborasi dengan kelompok ini beberapa kali.
Lister, seorang rekan senior dalam lembaga Institute think-thank Timur Tengah, mengatakan sebelumnya bahwa setidaknya dua pemimpin kelompok itu siap meninggalkannya.
Dua tokoh senior dalam kelompok pemberontak Islam Ahrar al-Sham, yang didukung oleh Turki dan Arab Saudi, menegaskan kepada The Times bahwa negosiasi sedang berlangsung. Mereka mengatakan bahwa intervensi Sheikh al-Maqdisi telah membantu untuk membuka jalan bagi pemisahan diri mereka dari al-Qaeda.
Seorang tokoh senior yang dikutip oleh The Times mengatakan, "Pihak-pihak barat merindukan kenyataan bahwa sebagian besar dari anggota Nusra Front setia pada revolusi Suriah daripada al-Qaeda. Sebagian besar keterlibatan anggota Nusra dengan al-Qaeda adalah nominal dan tidak ideologis. "
sumber: ZA
Advertising - Baca Juga :
- Suicide Squad - the Origin
- Makanan Microwave Yang Sehat dan Mudah
0 komentar:
Posting Komentar