wartaperang - Pertahanan udara Saudi pada hari Senin mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari wilayah Yaman, koalisi Arab yang mendukung pemerintah Yaman mengatakan, membanting situasi menuju "eskalasi berbahaya" ketika pembicaraan damai dengan pemberontak Houthi dalam keadaan goyah.
"Peluncuran rudal saat ini adalah eskalasi berbahaya oleh milisi Houthi dan kekuatan dari presiden terguling Ali Abdullah Saleh", demikian menurut koalisi pimpinan Saudi dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan koalisi Arab bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk "mempertahankan situasi yang tenang dan membantu pembicaraan (perdamaian) Kuwait untuk berhasil."
Rudal ini adalah yang pertama yang dari laporan yang ditembakkan dari wilayah Yaman ke wilayah Arab Saudi sejak gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu menjelang pembicaraan damai yang disponsori oleh PBB di Kuwait.
Koalisi mengatakan akan terus mengerahkan pengendalian diri namun "berhak untuk membalas pada waktu dan tempat yang tepat" apabila serangan itu kembali diulang.
Koalisi mengatakan rudal itu dicegat pada saat fajar, menambahkan bahwa koalisi segera menghancurkan peluncurnya di Yaman.
Pada hari Senin, Al-Arabiya News Channel melaporkan bahwa tidak ada kemajuan dalam pembicaraan damai terkait konflik Yaman di Kuwait pada akhir negosiasi antara kedua belah pihak yang bertikai.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, pada hari Senin juga mendesak pihak yang bertikai di negara itu untuk membuat konsesi untuk menyelamatkan pembicaraan perdamaian yang bertujuan mengakhiri perang 13-bulan yang menghancurkan.
Banding oleh Ismail Ould Cheikh Ahmed datang setelah pembicaraan tatap muka terputus dengan delegasi pemerintah Yaman yang mengeluh tentang kurangnya kemajuan dan milisi Houthi Iran yang mendukung memprotes serangan udara oleh koalisi Arab.
Dalam perkembangan lain, Presiden Yaman telah mengkritik "tidak dapat menerima" pengusiran ratusan warga sipil dari kota-kota selatan Aden dan Taiz.
Para warga sipil diusir oleh pasukan selatan yang mengaku bahwa mereka berasal dari utara negara, yang dikendalikan oleh milisi Houthi yang memerangi pemerintah yang diakui secara internasional.
Perundingan antara pemerintah Yaman dan Milisi Houthi memang berjalan sangat alot dan beberapa kali hampir menemui kebuntuan. Belum diketahui dengan jelas bagaimana pembicaraan damai ini terjadi saat ini.
sumber: al-arabiya
"Peluncuran rudal saat ini adalah eskalasi berbahaya oleh milisi Houthi dan kekuatan dari presiden terguling Ali Abdullah Saleh", demikian menurut koalisi pimpinan Saudi dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan koalisi Arab bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk "mempertahankan situasi yang tenang dan membantu pembicaraan (perdamaian) Kuwait untuk berhasil."
Rudal ini adalah yang pertama yang dari laporan yang ditembakkan dari wilayah Yaman ke wilayah Arab Saudi sejak gencatan senjata mulai berlaku bulan lalu menjelang pembicaraan damai yang disponsori oleh PBB di Kuwait.
Koalisi mengatakan akan terus mengerahkan pengendalian diri namun "berhak untuk membalas pada waktu dan tempat yang tepat" apabila serangan itu kembali diulang.
Koalisi mengatakan rudal itu dicegat pada saat fajar, menambahkan bahwa koalisi segera menghancurkan peluncurnya di Yaman.
Pada hari Senin, Al-Arabiya News Channel melaporkan bahwa tidak ada kemajuan dalam pembicaraan damai terkait konflik Yaman di Kuwait pada akhir negosiasi antara kedua belah pihak yang bertikai.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, pada hari Senin juga mendesak pihak yang bertikai di negara itu untuk membuat konsesi untuk menyelamatkan pembicaraan perdamaian yang bertujuan mengakhiri perang 13-bulan yang menghancurkan.
Banding oleh Ismail Ould Cheikh Ahmed datang setelah pembicaraan tatap muka terputus dengan delegasi pemerintah Yaman yang mengeluh tentang kurangnya kemajuan dan milisi Houthi Iran yang mendukung memprotes serangan udara oleh koalisi Arab.
Dalam perkembangan lain, Presiden Yaman telah mengkritik "tidak dapat menerima" pengusiran ratusan warga sipil dari kota-kota selatan Aden dan Taiz.
Para warga sipil diusir oleh pasukan selatan yang mengaku bahwa mereka berasal dari utara negara, yang dikendalikan oleh milisi Houthi yang memerangi pemerintah yang diakui secara internasional.
Perundingan antara pemerintah Yaman dan Milisi Houthi memang berjalan sangat alot dan beberapa kali hampir menemui kebuntuan. Belum diketahui dengan jelas bagaimana pembicaraan damai ini terjadi saat ini.
sumber: al-arabiya
0 komentar:
Posting Komentar