wartaperang - Aliansi pemberontak yang kuat di Suriah, Conquest Army (Fatah Army), berusaha untuk menyatukan kembali kekuatan mereka setelah berbulan-bulan terlibat dalam perselisihan dan perpecahan diantara mereka sendiri. Hal ini terjadi setelah tekanan yang sangat berat oleh serangan besar rezim di provinsi utara Aleppo, komandan senior pemberontak mengatakan pada hari Senin.
virtual office di jakarta .adv - Aliansi dari beberapa kelompok pemberontak dibentuk pada bulan Maret 2015, dan mengambil wilayah besar di utara Suriah termasuk sebagian besar provinsi Idlib, telah dihidupkan kembali setelah upaya intens oleh para ulama dan jihadis terkemuka untuk menghentikan kekejaman rezim di Aleppo dan Pesisir daerah, demikian menurut Abu Yazid al-Taftanazi.
Sekitar 300 orang telah tewas dalam serangan yang dilakukan oleh tentara rezim dan kampanye udara yang dilakukan oleh jet-jet tempur Rusia pada Aleppo yang telah menyebabkan kota kedua terbesar di Suriah ini menjadi puing-puing.
Sementara itu, Sekretaris Negara Amerika Serikat John Kerry, pada hari Senin melakukan pembicaraan dengan Rusia dan mitra koalisi, menyatakan bila pembicaraan telah "semakin dekat dengan pemahaman" pada memperbarui gencatan senjata di Suriah, termasuk Aleppo.
"Kami semakin dekat dengan tempat pemahaman, tapi kami memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, dan itu sebabnya kami ada di sini," kata Kerry pada awal pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir di Jenewa.
Jubeir mengutuk eskalasi pertempuran sebagai "pelanggaran atas semua hukum kemanusiaan", menyalahkan serangan udara di Aleppo pada pasukan pemerintah rezim Suriah dan menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur. "Dia bisa meninggalkan negara melalui proses politik, yang kami harap dia akan melakukannya, atau dia akan diturunkan secara paksa," kata Jubeir.
Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjadi tuan rumah utusan PBB Staffan de Mistura untuk membicarakan Suriah di Moskow pada hari Selasa, demikian menurut kementerian luar negeri.
"Pembicaraan antara Mistura dan Sergei Lavrov dilanjutkan dengan konferensi pers akan berlangsung di Moskow", kata juru bicara Maria Zakharova kepada AFP, Senin.
sumber: ZA
virtual office di jakarta .adv - Aliansi dari beberapa kelompok pemberontak dibentuk pada bulan Maret 2015, dan mengambil wilayah besar di utara Suriah termasuk sebagian besar provinsi Idlib, telah dihidupkan kembali setelah upaya intens oleh para ulama dan jihadis terkemuka untuk menghentikan kekejaman rezim di Aleppo dan Pesisir daerah, demikian menurut Abu Yazid al-Taftanazi.
Sekitar 300 orang telah tewas dalam serangan yang dilakukan oleh tentara rezim dan kampanye udara yang dilakukan oleh jet-jet tempur Rusia pada Aleppo yang telah menyebabkan kota kedua terbesar di Suriah ini menjadi puing-puing.
Sementara itu, Sekretaris Negara Amerika Serikat John Kerry, pada hari Senin melakukan pembicaraan dengan Rusia dan mitra koalisi, menyatakan bila pembicaraan telah "semakin dekat dengan pemahaman" pada memperbarui gencatan senjata di Suriah, termasuk Aleppo.
"Kami semakin dekat dengan tempat pemahaman, tapi kami memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, dan itu sebabnya kami ada di sini," kata Kerry pada awal pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir di Jenewa.
Jubeir mengutuk eskalasi pertempuran sebagai "pelanggaran atas semua hukum kemanusiaan", menyalahkan serangan udara di Aleppo pada pasukan pemerintah rezim Suriah dan menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur. "Dia bisa meninggalkan negara melalui proses politik, yang kami harap dia akan melakukannya, atau dia akan diturunkan secara paksa," kata Jubeir.
Pada gilirannya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menjadi tuan rumah utusan PBB Staffan de Mistura untuk membicarakan Suriah di Moskow pada hari Selasa, demikian menurut kementerian luar negeri.
"Pembicaraan antara Mistura dan Sergei Lavrov dilanjutkan dengan konferensi pers akan berlangsung di Moskow", kata juru bicara Maria Zakharova kepada AFP, Senin.
sumber: ZA
0 komentar:
Posting Komentar