Yasri Khan adalah politisi Muslim kedua dari Partai Hijau yang mengundurkan diri dalam kepahitan pekan ini.
http://robust-chemical.com/lemari-asam-fume-hood-based-on-wooden-structure/ .adv - Sebelumnya, dikisahkan beliau dalam sebuah wawancara dengan reporter wanita dari TV4, pada hari Selasa, Khan meletakkan tangannya di atas hatinya bukan menjabat tangan sang reporter wanita ketika memberikan salam.
"Orang-orang bisa saling menyapa dengan cara yang berbeda. Yang paling penting adalah untuk menunjukkan rasa hormat dengan melihat satu sama lain, untuk saling bertemu, menghormati satu sama lain," kata Khan dalam wawancara dengan penyiar negara Swedia Radio.
Khan, yang juga menjabat sekretaris jenderal organisasi Muslim Swedia untuk Perdamaian dan Keadilan, telah menghadapi kritik keras dari dalam partainya sejak kejadian itu terjadi.
"Ini tidak bisa diterima. Anda tidak dapat memiliki seorang pria di partai yang tidak bisa menyapa wanita dengan cara yang sama ketika anda menyapa seorang pria. Aku marah," demikian kata salah satu pengkritik, Stina Bergstrom, seorang wanita anggota parlemen Partai Hijau, mengatakan kepada tabloid Swedia Aftonbladet.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs berita Nyheter24, Khan mengecam kritik tersebut tetapi tidak secara khusus mengatakan mengapa ia mengundurkan diri dari dunia politik.
"Dalam iklim politik saat ini, saya bertanya-tanya jika politik adalah tepat untuk saya, dan tapi rupanya memang tepat jika saya ingin menjadi badut sirkus media," demikian katanya.
Awal pekan ini, mantan menteri perumahan Mehmet Kaplan, seorang Muslim asal Turki, mengundurkan diri dari pemerintah setelah media menerbitkan rekaman lama ketika dia membuat pernyataan kontroversial tentang politik Israel terhadap Palestina.
Di dalam agama Islam, seorang muslim tidak diperkenankan untuk bersentuhan tangan dengan mereka yang bukan mahram, yaitu tidak mempunyai pertalian darah keluarga atau bukan suami/istrinya. Sebuah hal yang sangat asing di mata beberapa kalangan di dunia barat dimana muslim adalah minoritas. Namun bagi dunia politik, hal ini menjadi salah satu alasan yang dipakai untuk menyerang.
sumber: al-arabiya
0 komentar:
Posting Komentar