wartaperang - Koalisi pimpinan Amerika Serikat yang melawan militan dari Negara Islam (ISIS/IS) di Irak dan Suriah menyatakan mereka lebih siap untuk merebut kembali kota Irak Mosul dibanding kota de facto ibukota Negara Islam di Suriah, Raqqa, demikian juru bicara militer AS mengatakan pada hari Kamis.
Kota kedua terbesar di Irak Mosul dan Raqqa, de facto ibukota Negara Islam, merupakan tujuan utama dari koalisi pimpinan Amerika Serikat.
"Rencana untuk membebaskan Raqa tidak seperti rencana yang sedang dikembangkan untuk membebaskan Mosul," kata juru bicara koalisi Kolonel Steve Warren saat siaran berita video conference dari Baghdad, Irak.
Koalisi bisa mengandalkan tentara Irak untuk membantu melakukan operasi di Mosul, tambahnya. "Di Suriah, kami tidak memiliki itu."
Pejuang dari Negara Islam merebut Mosul pada Juni 2014 ketika mereka menyerbu wilayah yang luas di utara dan utara-tengah Irak, serta di Suriah dalam sebuah serangan kilat yang mengejutkan seluruh dunia.
Kota ini memiliki signifikansi khusus untuk kelompok Negara Islam sebagai lokasi di mana pemimpinnya Abu Bakr al-Baghdadi menyatakan Kekhalifahan Islam yang mengangkangi Irak dan Suriah.
Di Suriah, koalisi hanya memiliki sejumlah kecil penasihat di tanah bekerja dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah kelompok militer yang "pada dasarnya adalah tentara tidak teratur" dan didominasi oleh milisi Kurdi, kata Warren.
"(Kami) bekerja dengan pimpinan kami telah mengidentifikasi dalam SDF untuk mencoba mengembangkan rencana untuk merebut kembali Raqa", katanya. "Itu yang sedang berlangsung, itu pada tahap awal, itu adalah proses yang berkelanjutan."
Jumlah pasukan SDF adalah "puluhan ribu," meskipun angka yang berfluktuasi, Warren menambahkan bila kelompok itu termasuk di dalamnya sekitar 5.000 pejuang Arab.
Negara Islam telah mengalami kemunduran di beberapa bidang di Suriah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kota kuno Palmyra, dimana militer Suriah didukung Rusia telah merebut kembali akhir bulan lalu. Dan saat ini pemerintah rezim Suriah dengan dukungan dari Rusia sedang membersihkan 1500 bom ranjau yang tersebar di kota ini.
Para militan juga baru saja kehilangan titik persimpangan utama mereka ke Turki, kota al-Rai di provinsi Aleppo terhadap faksi berjuang di bawah bendera Tentara Suriah Bebas(FSA), Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.
Kota ini adalah salah satu dari setidaknya 18 kota di Aleppo dimana Negara Islam telah kehilangan setelah menahan mereka selama dua tahun.
sumber: al-arabiya
oleh: n3m0
Kota kedua terbesar di Irak Mosul dan Raqqa, de facto ibukota Negara Islam, merupakan tujuan utama dari koalisi pimpinan Amerika Serikat.
"Rencana untuk membebaskan Raqa tidak seperti rencana yang sedang dikembangkan untuk membebaskan Mosul," kata juru bicara koalisi Kolonel Steve Warren saat siaran berita video conference dari Baghdad, Irak.
Koalisi bisa mengandalkan tentara Irak untuk membantu melakukan operasi di Mosul, tambahnya. "Di Suriah, kami tidak memiliki itu."
Pejuang dari Negara Islam merebut Mosul pada Juni 2014 ketika mereka menyerbu wilayah yang luas di utara dan utara-tengah Irak, serta di Suriah dalam sebuah serangan kilat yang mengejutkan seluruh dunia.
Kota ini memiliki signifikansi khusus untuk kelompok Negara Islam sebagai lokasi di mana pemimpinnya Abu Bakr al-Baghdadi menyatakan Kekhalifahan Islam yang mengangkangi Irak dan Suriah.
Di Suriah, koalisi hanya memiliki sejumlah kecil penasihat di tanah bekerja dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah kelompok militer yang "pada dasarnya adalah tentara tidak teratur" dan didominasi oleh milisi Kurdi, kata Warren.
"(Kami) bekerja dengan pimpinan kami telah mengidentifikasi dalam SDF untuk mencoba mengembangkan rencana untuk merebut kembali Raqa", katanya. "Itu yang sedang berlangsung, itu pada tahap awal, itu adalah proses yang berkelanjutan."
Jumlah pasukan SDF adalah "puluhan ribu," meskipun angka yang berfluktuasi, Warren menambahkan bila kelompok itu termasuk di dalamnya sekitar 5.000 pejuang Arab.
Negara Islam telah mengalami kemunduran di beberapa bidang di Suriah dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kota kuno Palmyra, dimana militer Suriah didukung Rusia telah merebut kembali akhir bulan lalu. Dan saat ini pemerintah rezim Suriah dengan dukungan dari Rusia sedang membersihkan 1500 bom ranjau yang tersebar di kota ini.
Para militan juga baru saja kehilangan titik persimpangan utama mereka ke Turki, kota al-Rai di provinsi Aleppo terhadap faksi berjuang di bawah bendera Tentara Suriah Bebas(FSA), Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan.
Kota ini adalah salah satu dari setidaknya 18 kota di Aleppo dimana Negara Islam telah kehilangan setelah menahan mereka selama dua tahun.
sumber: al-arabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar