Courtesy of Zaman Al-Wasl - 3 jenazah warga Israel korban bom |
Serangan hari Minggu di Istiklal Street, sebuah jalan bagi pejalan kaki yang panjang dengan toko-toko internasional dan konsulat asing berjajar, adalah bom bunuh diri keempat di Turki tahun ini. Dua di Istanbul telah dituduhkan pada Negara Islam, sementara dua lainnya di ibukota Ankara telah diklaim oleh gerilyawan Kurdi.
Serangan-serangan ini telah menggarisbawahi perjuangan Turki untuk mencegah imbas dari perang di negara tetangga Suriah dan telah mengangkat pertanyaan di di dalam negeri dan di antara sekutu NATO, apakah layanan keamanan kewalahan karena mereka berjuang menghadapi dua front.
Pada setengah lusin koran setidaknya, ramai-ramai menayangkan berita tentang tiga orang yang di duga anggota dari Negara Islam (ISIS/IS), mengatakan mereka telah diberikan instruksi untuk melakukan serangan lebih lanjut di daerah ramai, terutama di Istanbul.
"Semua unit polisi di provinsi telah mengambil tindakan untuk mencoba untuk menangkap tiga teroris yang dicurigai anggota Negara Islam yang merencanakan serangan sensasional," kata kantor berita yang dikelola negara Anadolu, mengutip sumber-sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya dan menggambarkan mereka sebagai bagian dari "sel aktif " di Turki.
Turki adalah bagian dari koalisi pimpinan AS melawan Negara Islam, tetapi juga memerangi gerilyawan Kurdi di tenggara, sebuah konflik dimana Presiden Tayyip Erdogan lihat sebagai sebuah keadaan yang didorong oleh keuntungan milisi Kurdi di Suriah.
Israel Menjadi Target ISIS?
Menteri Dalam Negeri Efkan Ala pada hari Minggu mengidentifikasi pembom Istanbul sebagai pria kelahiran tahun 1992 dari provinsi selatan Gaziantep yang dekat perbatasan Suriah, menambahkan bahwa lima orang telah ditahan yang terkait dengan ledakan itu.Israel telah mengkonfirmasi bahwa tiga warganya tewas dalam ledakan itu. Dua dari mereka memegang kewarganegaraan ganda dengan Amerika Serikat. Seorang warga Iran juga tewas, para pejabat Turki mengatakan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang mencoba untuk menentukan apakah warganya sengaja menjadi target. Sebelas dari 36 korban luka adalah warga Israel.
Koran Haberturk Turki mengatakan polisi telah memeriksa rekaman CCTV dan terlihat bila pembom bunuh diri telah mengikuti sekelompok wisatawan Israel sejak lama, beberapa kilometer dari hotel mereka, kemudian menunggu di luar restoran di mana mereka makan sarapan sebelum meledakkan dirinya saat mereka muncul.
Dalam penampilan publik pertama sejak pemboman itu, Erdogan mengatakan pada hari Minggu Turki tidak akan menyerah pada gerilyawan.
"Kami tidak akan pernah menyerah untuk agenda teror. Kami akan mengalahkan organisasi teroris dan kekuatan di belakang mereka dengan kesatuan bangsa kita," katanya.
sumber: ZA
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar