Courtesy of Zaman Al-Wasl |
Aamaq, kantor berita Negara Islam, mengatakan para pejuang dari Negara Islam telah menewaskan sedikitnya 23 tentara dan menyita baterai rudal dan tiga senapan mesin.
Mohamed al-Asaad, aktivis yang berbasis di Palmyra, mengatakan, serangan itu datang untuk melemahkan usaha dari rezim Suriah dalam melakukan kampanye besar mereka terhadap Negara Islam di kota gurun Qaryatayn.
Artileri dari Negara Islam juga telah menyerbu pos rezim dekat benteng Palmyra, tambahnya.
Pasukan rezim yang didukung oleh serangan udara Rusia mencoba pada hari Senin memperpanjang keuntungan mereka setelah mengambil kembali kendali dari kota Palmyra dimana kuil kunonya telah dihancurkan dengan dinamit oleh militan Negara Islam.
Lepasnya Palmyra pada hari Minggu adalah salah satu kemunduran terbesar bagi Negara Islam karena yang menyatakan Kekhalifahan Islam di sebagian besar wilayah Suriah dan Irak yang mereka kuasai pada tahun 2014.
Dukungan Iran
Dari berita lainnya, Iran telah memasok angkatan udara Suriah dengan ban untuk armada Sukhoi 22, setelah pembom tempur Rusia ini telah aktif lama di Suriah dan tidak lagi tersedia suku cadangnya di Rusia, sumber militer mengatakan kepada Zaman al-Wasl.Pengiriman Iran disampaikan bulan ini kepada rezim di bandara militer Dumeir, Shuairat, dan T-4.
Pembom tempur Su-22 dikembangkan dari Su-17 dan dirancang untuk melakukan penerbangan kecepatan tinggi di ketinggian rendah. Jenis jet ini dianggap sebagai salah satu konstruksi pesawat Soviet yang paling mudah beradaptasi. Lebih dari 1000 pesawat jenis ini berada dalam militer suriah dengan lebih dari 25 angkatan udara, demikian menurut situs militer.
Beberapa negara menggunakan pesawat jenis ini yaitu Angola, Vietnam, Suriah dan Yaman juga Polandia.
Rusia menarik armada Su-22 dari operasional resmi lebih dari satu dekade lalu yang mendorong rezim untuk mendapatkan bantuan Iran untuk menggerakkan armada mereka yang out-of-service.
Dalam perkembangan terkait, TV Rusia Rossiya-24 melaporkan pada hari Senin bahwa Tiga helikopter tempur berat telah meninggalkan pangkalan udara Heymim milik Moskow yang berada di Suriah untuk kembali ke Rusia.
Dua Mi-24 dan satu Mi-35 helikopter meninggalkan pangkalan dengan diangkut Antonov-124, bersama dengan beberapa insinyur dan staf teknis.
Bulan ini Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan sebagian besar kontingen militer Rusia di Suriah harus ditarik keluar setelah lima bulan melakukan serangan udara, mengatakan Moskow telah mencapai sebagian besar tujuannya. Pada hari Minggu, ia mengucapkan selamat kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk memulihkan kota Palmyra.
Rossiya-24 menunjukkan seorang perwira Rusia di pangkalan Hmeymim mengatakan bahwa pasukan Moskow yang tersisa di Suriah cukup "untuk mengusir setiap saat setiap serangan dan menyelesaikan tugas-tugas militer".
Namun meskipun demikian, banyak tentara reguler Rusia berikut dengan staff pentingnya menjadi korban dalam pertempuran Palmyra. Meskipun Rusia menampik bila mereka mengirimkan pasukan reguler, tapi dalam prakteknya di lapangan, terlihat bukti nyata keberadaan tentara Rusia di lapangan.
sumber: ZA
oleh: n3m0
Advertising - Baca Juga : Facelift Tanpa Operasi : Untuk Rekan Sekretaris
0 komentar:
Posting Komentar