wartaperang - Pihak berwenang di Amerika Serikat pada hari Selasa telah menangkap seorang pria yang dituduh mengekspor bubuk logam yang berpotensi berbahaya ke Iran, yang akan digunakan untuk ruang dan kegiatan nuklir, termasuk produksi rudal, Departemen Kehakiman mengatakan.
Erdal Kuyumcu, 44 tahun, telah muncul di pengadilan New York di kemudian hari atas tuduhan yang di dakwakan kepadanya dengan ancaman hukuman penjara sampai 20 tahun dan denda $ 1 juta.
Sebagai CEO Global Metalurgi, ia diduga telah melakukan ekspor bubuk logam kobalt-nikel ke Iran dua kali, pengiriman pertama melalui perantara di Turki untuk menyembunyikan tujuan akhir, Departemen Kehakiman mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Ia berusaha untuk mengirim total lebih dari seribu pound (setengah ton) dari logam berbahaya ini.
Di bawah hukum Amerika Serikat, ekspor bubuk seperti ini ke Iran adalah ilegal tanpa lisensi dari Kantor Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC).
"Mereka yang berusaha untuk menghindari pengawasan dari badan pengatur dan beroperasi di bawah bayang-bayang akan memberikan ancaman bagi keamanan nasional kita dan sekutu kami di luar negeri," kata Jaksa Robert Capers dari Distrik Timur New York.
Iran baru saja mendapatkan kelonggaran dalam sanksi Ekonomi dari negara-negara power dunia setelah menyetujui syarat-syarat untuk menghentikan program pengayaan nuklir mereka.
Segera setelah diangkatnya sanksi ekonomi tersebut, presiden Iran melakukan kunjungan yang sangat langka ke beberapa negara Eropa untuk mengundang investor berinvestasi di negaranya. Beberapa dari negara tersebut adalah Italia dan Perancis.
Rusia juga dengan segera langsung melakukan pengiriman sejumlah rudal S-300 mereka ke Iran setelah embargo itu diangkat. Sanksi yang dilakukan oleh negara-negara barat secara efektif menghantam roda ekonomi dari Iran sehingga akhirnya Iran harus mengikuti ketentuan dari negara-negara barat.
Disisi lain, Korea Utara baru saja mendapatkan sanksi dari PBB dan beberapa negara barat terkait dengan program Nuklir dan peluncuran rudal balistiknya. Dikatakan bila sanksi yang diberikan lebih berat dibandingkan sanksi yang diberikan kepada Iran. Belum diketahui apakah Korea Utara yang dikenal miskin ini bisa tunduk atas tekanan negara-negara barat.
source: al-arabiya
oleh: n3m0
Erdal Kuyumcu, 44 tahun, telah muncul di pengadilan New York di kemudian hari atas tuduhan yang di dakwakan kepadanya dengan ancaman hukuman penjara sampai 20 tahun dan denda $ 1 juta.
Sebagai CEO Global Metalurgi, ia diduga telah melakukan ekspor bubuk logam kobalt-nikel ke Iran dua kali, pengiriman pertama melalui perantara di Turki untuk menyembunyikan tujuan akhir, Departemen Kehakiman mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Ia berusaha untuk mengirim total lebih dari seribu pound (setengah ton) dari logam berbahaya ini.
Di bawah hukum Amerika Serikat, ekspor bubuk seperti ini ke Iran adalah ilegal tanpa lisensi dari Kantor Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC).
"Mereka yang berusaha untuk menghindari pengawasan dari badan pengatur dan beroperasi di bawah bayang-bayang akan memberikan ancaman bagi keamanan nasional kita dan sekutu kami di luar negeri," kata Jaksa Robert Capers dari Distrik Timur New York.
Iran baru saja mendapatkan kelonggaran dalam sanksi Ekonomi dari negara-negara power dunia setelah menyetujui syarat-syarat untuk menghentikan program pengayaan nuklir mereka.
Segera setelah diangkatnya sanksi ekonomi tersebut, presiden Iran melakukan kunjungan yang sangat langka ke beberapa negara Eropa untuk mengundang investor berinvestasi di negaranya. Beberapa dari negara tersebut adalah Italia dan Perancis.
Rusia juga dengan segera langsung melakukan pengiriman sejumlah rudal S-300 mereka ke Iran setelah embargo itu diangkat. Sanksi yang dilakukan oleh negara-negara barat secara efektif menghantam roda ekonomi dari Iran sehingga akhirnya Iran harus mengikuti ketentuan dari negara-negara barat.
Disisi lain, Korea Utara baru saja mendapatkan sanksi dari PBB dan beberapa negara barat terkait dengan program Nuklir dan peluncuran rudal balistiknya. Dikatakan bila sanksi yang diberikan lebih berat dibandingkan sanksi yang diberikan kepada Iran. Belum diketahui apakah Korea Utara yang dikenal miskin ini bisa tunduk atas tekanan negara-negara barat.
source: al-arabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar