Courtesy of Zaman Al-Wasl |
Pasukan dari Negara Islam telah terjebak di gurun Suriah, badiyat al-Sham, karena pecahnya pertempuran sengit dengan tentara rezim Suriah di dekat kota kuno Palmyra dan mundur dari wilayah perbatasan al-Tanf setelah bertempura dengan sengit melawan pemberontak oposisi Suriah yang di dukung oleh Amerika Serikat.
Negara Islam juga dilaporkan telah mengalami kemunduran di timur laut Suriah dalam melawan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi yang membuat kemajuan pesat terhadap Negara Islam dalam beberapa bulan terakhir.
Pada hari Kamis, pasukan rezim Suriah bertempur untuk bisa terus masuk kedalam Palmyra, yang didukung oleh perlindungan udara Rusia, berusaha untuk merebut kembali kota bersejarah dari Negara Islam, televisi pemerintah Suriah dan kelompok monitoring mengatakan.
Tentara sekutu rezim Suriah awal bulan ini melancarkan serangan terpadu untuk merebut kembali Palmyra, yang telah direbut oleh pasukan Negara Islam sejak Mei 2015, untuk membuka jalan ke provinsi di bagian timur yang sebagian besar telah dikuasai oleh Negara Islam yaitu Deir al-Zor.
Negara Islam telah menghancurkan kuil-kuil kuno dan meratakan makam sejak merebut Palmyra, sesuatu yang oleh lembaga budaya PBB UNESCO telah disebut sebagai kejahatan perang. Kota ini terletak di persimpangan jalan di pusat Suriah, yang dikelilingi kebanyakan oleh gurun.
Direbutnya Palmyra dan kemajuan lebih lanjut ke arah timur menuju Deir al-Zor akan menandai keberhasilan rezim Suriah yang paling signifikan terhadap Negara Islam sejak awal intervensi militer Rusia September lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawat-pesawat tempur mereka telah menyerang sasaran di sekitar kota kuno Palmyra mendukung ofensif militer rezim Suriah.
Kementerian itu mengatakan pesawat-pesawat tempur Rusia memukul 146 target dari hari Minggu sampai Rabu, menewaskan 320 militan. Dikatakan dalam pernyataan hari Kamis bahwa jet Rusia juga menghancurkan lima tank, enam sistem artileri, dua depot amunisi dan 15 kendaraan.
Presiden Vladimir Putin pekan lalu memerintahkan penarikan dari beberapa pesawat tempur Rusia dari Suriah, namun mengatakan bahwa serangan terhadap Negara Islam dan Nusra Front al-Qaeda akan terus berlanjut.
Disisi lain, Rusia dan Amerika Serikat sepakat untuk mendorong pembicaraan langsung antara rezim Suriah dan oposisi di Jenewa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Kamis.
"Sebagai tugas mendesak kami telah sepakat untuk mendorong dimulainya pembicaraan langsung antara delegasi pemerintah dan seluruh spektrum oposisi yang akan membantu bergerak ke arah struktur pemerintahan transisi di negara yang dilanda perang," kata Lavrov.
sumber: al-arabiya, za
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar