wartaperang - Koalisi yang dipimpin Saudi Arabia dan saat ini memerangi kelompok milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman mengatakan pada hari Minggu bahwa kerajaan itu telah menembak jatuh sebuah rudal Scud yang ditembakkan dari Yaman.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Saudi, koalisi mengatakan pertahanan udara Saudi mencegat rudal yang saat itu menuju ke arah barat daya kota Khamis Mushait.
Pernyataan itu mengatakan rudal itu benar-benar hancur tanpa menyebabkan "kerugian" di tanah.
Khamis Mushait adalah rumah bagi pangkalan udara utama Saudi Arabia dan telah menjadi target serangan oleh rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelumnya.
Secara terpisah, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa salah satu tentaranya tewas dan yang lainnya terluka saat turut berpartisipasi dalam operasi koalisi di Yaman.
Pernyataan singkat ini tidak mengidentifikasi lebih detail dari tentara atau menentukan dimana insiden itu telah terjadi.
Arab Saudi memimpin koalisi yang melakukan serangan udara dan operasi darat sebagai dukungan terhadap pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melawan kelompok militan Houthi dan loyalis mantan presiden yang pernah menguasai ibukota dan bagian lain dari negara miskin tersebut.
Milisi Houthi sebelumnya telah menguasai banyak fasilitas penting yang berada di Yaman, termasuk salah satunya adalah barak militer, gudang senjata dan lokasi-lokasi strategis lainnya, salah satu diantaranya yang pernah dikuasi adalah istana Presiden Yaman di Sanaa.
Dengan pelatihan dari pasukan yang disinyalir dari Iran, militan Houthi bisa bergerak efektif, memiliki dukungan dana dan melakukan beberapa kali serangan ke wilayah Arab Saudi.
Beberapa dari anggota pasukan kerajaan Arab Saudi juga beberapa warga sipil telah ikut menjadi korban serangan yang berasal dari wilayah Yaman. Arab Saudi sendiri selain terjun langsung terhadap konflik Yaman, mereka juga menyatakan bila tentaranya siap untuk melakukan operasi darat di Suriah dengan arahan dari Amerika Serikat.
Disinyalir keputusan dari Saudi ARabia untuk mengirimkan pasukan daratnya di wilayah-wilayah konflik sebegai usaha untuk mengimbangi kekuatan negara saingan yaitu Iran yang memperlihatkan pengaruhnya di negara-engara teluk dan Timur Tengah.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Advertising: Baca Dongeng dari Inggris - Jatang Sang Singa
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Saudi, koalisi mengatakan pertahanan udara Saudi mencegat rudal yang saat itu menuju ke arah barat daya kota Khamis Mushait.
Pernyataan itu mengatakan rudal itu benar-benar hancur tanpa menyebabkan "kerugian" di tanah.
Khamis Mushait adalah rumah bagi pangkalan udara utama Saudi Arabia dan telah menjadi target serangan oleh rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelumnya.
Secara terpisah, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa salah satu tentaranya tewas dan yang lainnya terluka saat turut berpartisipasi dalam operasi koalisi di Yaman.
Pernyataan singkat ini tidak mengidentifikasi lebih detail dari tentara atau menentukan dimana insiden itu telah terjadi.
Arab Saudi memimpin koalisi yang melakukan serangan udara dan operasi darat sebagai dukungan terhadap pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melawan kelompok militan Houthi dan loyalis mantan presiden yang pernah menguasai ibukota dan bagian lain dari negara miskin tersebut.
Milisi Houthi sebelumnya telah menguasai banyak fasilitas penting yang berada di Yaman, termasuk salah satunya adalah barak militer, gudang senjata dan lokasi-lokasi strategis lainnya, salah satu diantaranya yang pernah dikuasi adalah istana Presiden Yaman di Sanaa.
Dengan pelatihan dari pasukan yang disinyalir dari Iran, militan Houthi bisa bergerak efektif, memiliki dukungan dana dan melakukan beberapa kali serangan ke wilayah Arab Saudi.
Beberapa dari anggota pasukan kerajaan Arab Saudi juga beberapa warga sipil telah ikut menjadi korban serangan yang berasal dari wilayah Yaman. Arab Saudi sendiri selain terjun langsung terhadap konflik Yaman, mereka juga menyatakan bila tentaranya siap untuk melakukan operasi darat di Suriah dengan arahan dari Amerika Serikat.
Disinyalir keputusan dari Saudi ARabia untuk mengirimkan pasukan daratnya di wilayah-wilayah konflik sebegai usaha untuk mengimbangi kekuatan negara saingan yaitu Iran yang memperlihatkan pengaruhnya di negara-engara teluk dan Timur Tengah.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Advertising: Baca Dongeng dari Inggris - Jatang Sang Singa
0 komentar:
Posting Komentar