wartaperang - Setiap partisipasi dari pasukan darat Saudi dalam operasi darat yang dipimpin Amerika Serikat di Suriah akan fokus pada memerangi kelompok Negara Islam atau ISIS/IS, bukan Presiden Bashar al-Assad, menteri luar negeri Arab Saudi mengatakan kepada kantor berita AFP, pada hari Kamis.
"Arab Saudi telah menyatakan kesiapannya untuk mengirim pasukan khusus untuk operasi darat di Suriah sebagai bagian dari pasukan koalisi, dengan tujuan untuk menghilangkan Daesh. Ini adalah misi dan tanggung jawab," kata Adel al-Jubeir, menggunakan akronim bahasa Arab untuk kelompok Negara Islam atau ISIS.
Riyadh telah menjadi lawan sengit bagi rezim presiden Bashar Al-Assad, tetapi Jubeir mengatakan setiap kekuatan Arab yang berpartisipasi dalam operasi di darat akan membuat pertempuran melawan kekuatan Negara Islam sebagai prioritas utama.
"Untuk saat ini tujuan dari setiap pasukan darat atau pasukan khusus akan berjuang melawan Daesh di tanah untuk merebut wilayah dari mereka," katanya.
"Jika mereka masuk Suriah, pasukan ini akan bekerja dalam rangka koalisi internasional untuk memerangi Daesh, tidak akan ada operasi sepihak," katanya.
Ditanya apakah misi dapat diperluas untuk mencakup operasi melawan pasukan Assad, Jubeir mengatakan, "Ini akan menjadi suatu keputusan yang harus diambil oleh koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat."
Al-Jubeir juga mengatakan intervensi militer Arab Saudi di Yaman akan berlanjut sampai pemerintah yang sah di negara itu sepenuhnya dikembalikan ke kekuasaan.
"Ini masalah waktu sebelum koalisi internasional di Yaman berhasil memulihkan pemerintah yang sah dan kembali mengendalikan semua wilayah Yaman," katanya.
"Dukungan bagi pemerintah yang sah akan berlanjut sampai tujuan dari awal tercapai atau sampai tercapai kesepakatan politik untuk mencapai tujuan tersebut."
Saudi Arabia dan Qatar dalah dua negara yang telah menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan darat ke Suriah untuk berhadapan langsung dengan Negara Islam, namun kehadiran tentara mereka harus dalam rangka operasional pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat.
Saudi Arabia dan sekutunya di teluk juga saat ini berperang penting dalam menghalau kekuatan militan Houthi yang saat ini mengguncang Yaman. Belum diketahui hingga saat ini kapan operasi koalisi pimpinan Saudi Arabia akan mengakhiri misinya di Yaman.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Advertising - Baca Juga :
- Mengatasi Bos Genit
- 7 Countries Giving Transgender People Fundamental Rights the United States Still Won't
"Arab Saudi telah menyatakan kesiapannya untuk mengirim pasukan khusus untuk operasi darat di Suriah sebagai bagian dari pasukan koalisi, dengan tujuan untuk menghilangkan Daesh. Ini adalah misi dan tanggung jawab," kata Adel al-Jubeir, menggunakan akronim bahasa Arab untuk kelompok Negara Islam atau ISIS.
Riyadh telah menjadi lawan sengit bagi rezim presiden Bashar Al-Assad, tetapi Jubeir mengatakan setiap kekuatan Arab yang berpartisipasi dalam operasi di darat akan membuat pertempuran melawan kekuatan Negara Islam sebagai prioritas utama.
"Untuk saat ini tujuan dari setiap pasukan darat atau pasukan khusus akan berjuang melawan Daesh di tanah untuk merebut wilayah dari mereka," katanya.
"Jika mereka masuk Suriah, pasukan ini akan bekerja dalam rangka koalisi internasional untuk memerangi Daesh, tidak akan ada operasi sepihak," katanya.
Ditanya apakah misi dapat diperluas untuk mencakup operasi melawan pasukan Assad, Jubeir mengatakan, "Ini akan menjadi suatu keputusan yang harus diambil oleh koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat."
Al-Jubeir juga mengatakan intervensi militer Arab Saudi di Yaman akan berlanjut sampai pemerintah yang sah di negara itu sepenuhnya dikembalikan ke kekuasaan.
"Ini masalah waktu sebelum koalisi internasional di Yaman berhasil memulihkan pemerintah yang sah dan kembali mengendalikan semua wilayah Yaman," katanya.
"Dukungan bagi pemerintah yang sah akan berlanjut sampai tujuan dari awal tercapai atau sampai tercapai kesepakatan politik untuk mencapai tujuan tersebut."
Saudi Arabia dan Qatar dalah dua negara yang telah menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan pasukan darat ke Suriah untuk berhadapan langsung dengan Negara Islam, namun kehadiran tentara mereka harus dalam rangka operasional pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat.
Saudi Arabia dan sekutunya di teluk juga saat ini berperang penting dalam menghalau kekuatan militan Houthi yang saat ini mengguncang Yaman. Belum diketahui hingga saat ini kapan operasi koalisi pimpinan Saudi Arabia akan mengakhiri misinya di Yaman.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Advertising - Baca Juga :
- Mengatasi Bos Genit
- 7 Countries Giving Transgender People Fundamental Rights the United States Still Won't
0 komentar:
Posting Komentar