wartaperang - Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan semua kekuatan harus duduk di meja perundingan untuk mengakhiri perang di Suriah "bukannya melepaskan sebuah perang dunia baru." Demikian katanya dalam sebuah pernyataan kepada sebuah harian Jerman.
"Amerika dan mitra Arab kami harus berpikir dengan baik: Apakah mereka menginginkan perang permanen?" kata Medvedev Handelsblatt kepada sebuah koran Jerman, yang akan diterbitkan pada hari Jumat.
"Ini akan menjadi mustahil untuk memenangkan perang tersebut dengan cepat," katanya menurut terjemahan dari harian Jerman terkait kata-katanya, "terutama di dunia Arab, di mana semua orang berjuang melawan semua orang."
"Semua pihak harus dipaksa untuk duduk di meja perundingan bukannya melepaskan sebuah perang dunia baru," katanya.
virtual office jakarta adv. - Dia mengatakan Amerika Serikat dan Rusia harus mengerahkan tekanan pada semua pihak dalam konflik untuk mengamankan gencatan senjata.
Rusia melakukan pemboman serangan mendadak di sekitar kota utama Aleppo, dalam mendukung kemajuan oleh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad. angkatan udara Barat AS dan lainnya juga terlibat dalam serangan udara di Suriah utara.
Rusia selama ini menyatakan bila operasi yang dilakukan oleh mereka untuk mengusir militan dari Negara Islam, namun dalam prakteknya, Rusia juga menghantam pasukan-pasukan pemberontak yang telah didukung oleh barat dan Amerika Serikat.
Disisi lain, Amerika Serikat dengan kepanjangan tangannya yaitu CIA, berusaha mengimbangi gerakan dari Rusia di Suriah dengan mengirimkan pasokan arsenal berat seperti rudal TOW anti Tank dan anti pesawat lainnya untuk memperkuat pasukan pemberontak.
Datangnya kekuatan Rusia sendiri telah sangat berpengaruh merubah situasi medan perang di Suriah dimana pasukan rezim Suriah yang tadinya berada dalam keadaan terjepit, secara berangsung mulai terus memutar balikkan arah peperangan dan terus merangsek mengeuasai beberapa daerah dari pemberontak. Wilayah terakhir yang berhasil dikuasai sepenuhnya adalah Latikia, dan saat ini peperangan besar berkecamuk di Aleppo. Apa yang terjadi di lapangan seolah kontrakdiksi dengan apa yang disampaikan oleh sang PM Rusia itu sendiri.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
"Amerika dan mitra Arab kami harus berpikir dengan baik: Apakah mereka menginginkan perang permanen?" kata Medvedev Handelsblatt kepada sebuah koran Jerman, yang akan diterbitkan pada hari Jumat.
"Ini akan menjadi mustahil untuk memenangkan perang tersebut dengan cepat," katanya menurut terjemahan dari harian Jerman terkait kata-katanya, "terutama di dunia Arab, di mana semua orang berjuang melawan semua orang."
"Semua pihak harus dipaksa untuk duduk di meja perundingan bukannya melepaskan sebuah perang dunia baru," katanya.
virtual office jakarta adv. - Dia mengatakan Amerika Serikat dan Rusia harus mengerahkan tekanan pada semua pihak dalam konflik untuk mengamankan gencatan senjata.
Rusia melakukan pemboman serangan mendadak di sekitar kota utama Aleppo, dalam mendukung kemajuan oleh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad. angkatan udara Barat AS dan lainnya juga terlibat dalam serangan udara di Suriah utara.
Rusia selama ini menyatakan bila operasi yang dilakukan oleh mereka untuk mengusir militan dari Negara Islam, namun dalam prakteknya, Rusia juga menghantam pasukan-pasukan pemberontak yang telah didukung oleh barat dan Amerika Serikat.
Disisi lain, Amerika Serikat dengan kepanjangan tangannya yaitu CIA, berusaha mengimbangi gerakan dari Rusia di Suriah dengan mengirimkan pasokan arsenal berat seperti rudal TOW anti Tank dan anti pesawat lainnya untuk memperkuat pasukan pemberontak.
Datangnya kekuatan Rusia sendiri telah sangat berpengaruh merubah situasi medan perang di Suriah dimana pasukan rezim Suriah yang tadinya berada dalam keadaan terjepit, secara berangsung mulai terus memutar balikkan arah peperangan dan terus merangsek mengeuasai beberapa daerah dari pemberontak. Wilayah terakhir yang berhasil dikuasai sepenuhnya adalah Latikia, dan saat ini peperangan besar berkecamuk di Aleppo. Apa yang terjadi di lapangan seolah kontrakdiksi dengan apa yang disampaikan oleh sang PM Rusia itu sendiri.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar