wartaperang - Seorang penasehat militer Rusia tewas di Suriah pada tanggal 1 Februari dalam sebuah serangan mortir, kantor berita Rusia mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Departemen Pertahanan pada hari Rabu.
"Seorang penasehat militer Rusia sedang melakukan tugas membantu tentara Suriah dalam pengembangan senjata baru yang disediakan di bawah kontrak militer-teknis interstate," demiian menurut kantor berita RIA mengutip pernytaan yang disampaikan oleh seorang wakil dari kementerian pertahanan.
"Pada tanggal 1 Februari, sebagai akibat dari serangan mortir yang dilakukan oleh pasukan Negara Islam pada garnisun yang ditempatkan di salah satu komplek barak dari tentara Suriah, seorang petugas Rusia menerima luka fatal dan akhirnya tewas."
Tidak ada nama atau dimana lokasi itu terjadi. Kementerian Pertahanan juga tidak segera tersedia untuk memberikan informasi tambahan terkait hal ini.
virtual office di jakarta - Keberadaan Rusia di dalam perang Suriah semakin membuat kisruh situasi di dalam negeri Suriah, namun kehadiran mereka telah memberikan angin segar kepada pemerintahan Bashar Assad dimana pasukan dan sekutu pendukungnya mendapatkan keuntungan dengan terus memenangkan beberapa front di medan perang. Salah satu wilayah yang telah berhasil mereka rebut adalah Latakia.
Disisi lain, kehadiran dukungan jet Rusia dan pelatih-pelatih militernya di Suriah telah dipandang melemahkan kekuatan oposisi yang didukung oleh Barat, untuk mengimbanginya, Amerika Serikat akhirnya mengirimkan berbagai arsenal senjata berat seperti rudal dan anti tank untuk mengimbangi pergerakan pasukan Suriah yang didukung oleh Rusia, Iran, Hizbullah dan lain-lain.
Dari sebuah sumber dari Negara Islam sendiri dikatakan bila korban dari militer Rusia telah mencapai 100 orang. Namun tentunya informasi ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Kehadiran personel militer Rusia di Suriah telah terendus sekian lama sejak perang ini sendiri telah dimulai, namun mereka selalu menolak kehadiran militer mereka di Suriah. Namun setelah terjadinya insiden dimana pesawat jet komersial Rusia jatuh di Mesir oleh sabotase dari pasukan Negara Islam, Rusia langsung menyatakan keberangan mereka dan secara terbuka menyatakan dukungan terhadap pemerintah Suriah dengan mengirimkan persenjataan dan jet-jet tempurnya untuk terlibat dalam operasi di darat.
sumber: al-arabiya, socmed
oleh: n3m0
"Seorang penasehat militer Rusia sedang melakukan tugas membantu tentara Suriah dalam pengembangan senjata baru yang disediakan di bawah kontrak militer-teknis interstate," demiian menurut kantor berita RIA mengutip pernytaan yang disampaikan oleh seorang wakil dari kementerian pertahanan.
"Pada tanggal 1 Februari, sebagai akibat dari serangan mortir yang dilakukan oleh pasukan Negara Islam pada garnisun yang ditempatkan di salah satu komplek barak dari tentara Suriah, seorang petugas Rusia menerima luka fatal dan akhirnya tewas."
Tidak ada nama atau dimana lokasi itu terjadi. Kementerian Pertahanan juga tidak segera tersedia untuk memberikan informasi tambahan terkait hal ini.
virtual office di jakarta - Keberadaan Rusia di dalam perang Suriah semakin membuat kisruh situasi di dalam negeri Suriah, namun kehadiran mereka telah memberikan angin segar kepada pemerintahan Bashar Assad dimana pasukan dan sekutu pendukungnya mendapatkan keuntungan dengan terus memenangkan beberapa front di medan perang. Salah satu wilayah yang telah berhasil mereka rebut adalah Latakia.
Disisi lain, kehadiran dukungan jet Rusia dan pelatih-pelatih militernya di Suriah telah dipandang melemahkan kekuatan oposisi yang didukung oleh Barat, untuk mengimbanginya, Amerika Serikat akhirnya mengirimkan berbagai arsenal senjata berat seperti rudal dan anti tank untuk mengimbangi pergerakan pasukan Suriah yang didukung oleh Rusia, Iran, Hizbullah dan lain-lain.
Dari sebuah sumber dari Negara Islam sendiri dikatakan bila korban dari militer Rusia telah mencapai 100 orang. Namun tentunya informasi ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Kehadiran personel militer Rusia di Suriah telah terendus sekian lama sejak perang ini sendiri telah dimulai, namun mereka selalu menolak kehadiran militer mereka di Suriah. Namun setelah terjadinya insiden dimana pesawat jet komersial Rusia jatuh di Mesir oleh sabotase dari pasukan Negara Islam, Rusia langsung menyatakan keberangan mereka dan secara terbuka menyatakan dukungan terhadap pemerintah Suriah dengan mengirimkan persenjataan dan jet-jet tempurnya untuk terlibat dalam operasi di darat.
sumber: al-arabiya, socmed
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar