Dalam berita breakingnews, televisi negara mengatakan 100 orang juga cedera akibat ledakan yang terjadi di lingkungan kota Al-Zahra, yang telah menjadi target oleh beberapa kali serangan bom sebelumnya.
Gubernur provinsi Homs, Barazi Talal, mengatakan kepada AFP setidaknya 19 orang tewas dalam serangan itu.
Dia mengatakan dua pembom tampaknya telah berhenti di pos pemeriksaan militer di dalam mobil bersama-sama. Salah satu dari mereka keluar kendaraan sebelum yang lain meledakkan dirinya saat masih di dalam.
Dalam kekacauan setelah ledakan pertama, ketika banyak orang berkumpul, bomber kedua meledakkan dirinya, kata Barazi.
Kelompok militan garis keras Negara Islam (ISIS/IS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, mengatakan telah menewaskan sedikitnya 30 orang.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lembaga monitor yang berbasis di Inggris, juga melaporkan ledakan ini, mengatakan sedikitnya 21 orang tewas, di antaranya 13 pasukan rezim.
Direktur kelompok Rami Abdel Rahman mengatakan pembom bunuh diri kedua telah mengenakan pakaian militer.
Distrik Al-Zahraa dari Homs telah menjadi target dalam beberapa serangan bom di masa lalu, termasuk pada akhir Desember, ketika 19 orang tewas dalam beberapa ledakan simultan.
Penduduk Al-Zahraa sebagian besar adalah penganut Alawi, sekte minoritas klan berkuasa di Suriah, dan Negara Islam di masa lalu telah mengklaim serangan terhadap wilayah ini.
Kota Homs pernah dijuluki sebagai "ibukota" dari pemberontakan Suriah, yang dimulai dengan protes anti-pemerintah pada Maret 2011.
Tapi setelah bertahun-tahun berjuang melawan kepungan dan penghancuran dari pemerintah, sebagian besar kota ini sekarang kembali di tangan rezim, dengan pengecualian dari distrik Waer, yang sedang secara bertahap diserahkan kepada pemerintah di bawah kesepakatan dengan pejuang oposisi.
sumber: al-arabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar