Ditanya apakah NATO akan siap untuk membela sekutu Turki melawan Rusia, Stoltenberg mengatakan: "Turki adalah sekutu kuat dan mereka memiliki tentara terbesar kedua," katanya kepada Reuters.
"Mereka memiliki angkatan udara yang mampu, sehingga angkatan bersenjata Turki adalah responden pertama, tapi NATO ada untuk membantu dan membantu mereka jika mereka membutuhkan."
Stoltenberg juga mengatakan bahwa dukungan Rusia untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad hanya akan memperpanjang krisis di sana.
"Rusia harus memainkan peran konstruktif dalam memerangi Negara Islam (ISIS/IS). Untuk mendukung rezim Assad adalah tidak konstruktif. Ini hanya akan memperpanjang perang di Suriah."
Dia mengatakan tidak ada rencana untuk aliansi militer pimpinan AS itu sendiri untuk mengirim pasukan ke Suriah. "Tidak ada rencana untuk NATO sebagai aliansi untuk pergi ke Suriah," katanya.
Rusia, pendukung internasional utama Assad, telah mengirimkan pesawat tempur untuk menyerang pasukan oposisi anti-Assad meskipun Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mendesak Moskow untuk menarik dukungan terhadap pemimpin Suriah dan berkonsentrasi untuk melakukan serangan pada gerilyawan ISIS.
Ketegangan lebih lanjut terjadi ketika NATO yang menuduh pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udara anggota NATO Turki selama serangan mendadak mereka ke Suriah.
Pada pertanyaan terhadap sejumlah pasukan NATO di Afghanistan, Stoltenberg mengatakan sekutu NATO melanjutkan diskusi dari penarikan yang direncanakan pada akhir 2016.
Namun dia mengatakan Aliansi tidak akan meninggalkan Afghanistan sepenuhnya. "NATO tidak akan meninggalkan Afghanistan, NATO akan tinggal di Afghanistan. Yang sedang mereka diskusikan saat ini adalah dengan cara apa NATO mendukung Afghanistan.
"Bahkan jika misi dukungan berakhir pada akhir 2016 kami tidak akan meninggalkan Afghanistan. Ide utama adalah bahwa kita akan terus mendukung dalam satu atau lain cara," katanya.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar