Courtesy of Zaman Al-Wasl |
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Inggris, mengatakan ISIS meledakkan pipa dekat bandara militer T-4 di timur Provinsi Homs tengah tak lama setelah tengah malam.
"Pipa ini digunakan untuk membawa gas ke pinggiran kota Damaskus dan Homs untuk menghasilkan listrik dan menyediakan pemanas di rumah-rumah," kata Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.
ISIS telah menyita sejumlah ladang minyak dan gas di provinsi Homs baru-baru ini dalam serangan terhadap kota kuno Palmyra.
Bidang ini adalah kunci untuk rezim Suriah, yang mengandalkan mereka untuk pembangkit listrik di daerah-daerah yang kurang terkontrol.
"Setiap pukulan untuk pasokan gas rezim sangat penting, karena sumber daya yang sangat rendah," kata Abdel Rahman AFP.
Sementara ISIS telah menggunakan ladang minyak yang mereka rebut untuk menghasilkan pendapatan, pengolahan gas alam jauh lebih sulit, menurut Yezid Sayigh, seorang analis di Carnegie Middle East Centre mengatakan di Beirut.
Meledakkan pipa gas menunjukkan bahwa "permainan untuk saat ini adalah penghentian sumber kunci untuk rezim," tulis Sayigh.
Pasukan pemerintah kehilangan Palmyra terhadap ISIS pada 21 Mei, dan menyerahkan wilayah tambahan dari kota sekitarnya di hari-hari berikutnya.
Pasukan Suriah juga telah menarik pasukannya dari sebagian provinsi Idlib Suriah, dimana koalisi pemberontak termasuk saingan ISIS, Al-Nusra Front, telah mengkonsolidasikan kontrol atas wilayah ini.
Pesawat militer secara teratur menyerang wilayah yang dikuasai pemberontak di provinsi ini dan Rabu Observatory mengatakan serangan rezim menewaskan 10 warga sipil, termasuk tiga anak, di kota Saraqeb.
Konflik negara yang dimulai dengan demonstrasi anti-pemerintah pada Maret 2011, telah menewaskan lebih dari 230.000 orang dan memaksa jutaan orang mengungsi.
sumber: ZA
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar