wartaperang - Setidaknya 10.000 pejuang ISIS telah tewas sejak koalisi internasional memulai kampanye melawan kelompok militan sejak sembilan bulan yang lalu di Irak dan Suriah, Wakil Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, mengatakan hari Rabu.
"Kami telah melihat banyak kerugian dalam Daesh sejak awal kampanye ini, lebih dari 10.000," kata Blinken di radio France Inter, menggunakan singkatan bahasa Arab untuk ISIS.
"Kampanye ini pada akhirnya akan memiliki dampak."
Blinken berbicara setelah koalisi yang terdiri dari negara-negara Barat dan Arab bertemu di Paris, ia mengatakan ada banyak kemajuan dalam perang melawan Negara Islam tetapi Negara Islam tetap tangguh dan mampu mengambil inisiatif.
"Pada awal kampanye ini (kita) mengatakan akan mengambil waktu," katanya. "Kami telah membuat rencana tiga tahun dan kami telah berada sembilan bulan di dalamnya."
Perdana Menteri Irak pada hari Selasa menuduh koalisi internasional melawan ISIS tidak melakukan cukup operasi untuk mengatasi kelompok militan, dan mengatakan anggota kunci seperti Arab Saudi tidak membatasi aliran pejuang asing ke negaranya.
Pertemuan mengikuti kemunduran militer terbesar pemerintah Irak dalam hampir satu tahun. Pada tanggal 17 Mei, ISIS merebut Ramadi dari tentara Irak yang terdemoralisasi dan tidak teratur. Kota ini hanya 90 km sebelah barat dari Baghdad dan ibukota provinsi Anbar yang dihuni mayoritas Sunni.
sumber: al-arabiya
oleh: n3m0
"Kami telah melihat banyak kerugian dalam Daesh sejak awal kampanye ini, lebih dari 10.000," kata Blinken di radio France Inter, menggunakan singkatan bahasa Arab untuk ISIS.
"Kampanye ini pada akhirnya akan memiliki dampak."
Blinken berbicara setelah koalisi yang terdiri dari negara-negara Barat dan Arab bertemu di Paris, ia mengatakan ada banyak kemajuan dalam perang melawan Negara Islam tetapi Negara Islam tetap tangguh dan mampu mengambil inisiatif.
"Pada awal kampanye ini (kita) mengatakan akan mengambil waktu," katanya. "Kami telah membuat rencana tiga tahun dan kami telah berada sembilan bulan di dalamnya."
Perdana Menteri Irak pada hari Selasa menuduh koalisi internasional melawan ISIS tidak melakukan cukup operasi untuk mengatasi kelompok militan, dan mengatakan anggota kunci seperti Arab Saudi tidak membatasi aliran pejuang asing ke negaranya.
Pertemuan mengikuti kemunduran militer terbesar pemerintah Irak dalam hampir satu tahun. Pada tanggal 17 Mei, ISIS merebut Ramadi dari tentara Irak yang terdemoralisasi dan tidak teratur. Kota ini hanya 90 km sebelah barat dari Baghdad dan ibukota provinsi Anbar yang dihuni mayoritas Sunni.
sumber: al-arabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar