wartaperang - Sebagai sebuah inisiatif untuk mendorong anak-anak muda untuk bertahan dan memberi mereka harapan, lansia di al-Ghouta telah membentuk batalion yang disebut "Batalyon Lansia", dimulai di kota Deir Selman di Timur Ghouta dekat Damaskus.
Haj Abo Mahmoud, pemimpin batalion mengatakan hanya pria yang berusia di atas 60 tahun yang boleh bergabung dengan batalion.
Dia menambahkan bahwa dia ingin dari pembentukan batalyon ini mendorong para pemuda Suriah yang masih ragu-ragu untuk bergabung dengan revolusi, selain juga membantu pejuang yang putus asa untuk bertahan, karena mereka telah dalam pertempuran untuk waktu yang lama dan jauh dari kehidupan normal.
Abu Karam al-Shezari, juru bicara media kelompok Omar, yang mengawasi "Batalyon Lansia" mengatakan, "orang-orang dari pejuang tua sangat dihormati dan dihargai, kita merasa malu kepada diri kita sendiri jika kita berpikir untuk menyerah ketika kita melihat laki-laki setua nenek moyang kita memegang senjata dan melawan berdampingan dengan kita."
Abu Mahmoud mengakui bahwa "Batalyon Lansia" adalah lebih kepada simbol daripada efektivitas dalam pertempuran, tapi ia merasa bahwa pertempuran adalah kewajiban moral dan agama untuk semua orang mampu membawa senjata dan berperang. "Saya tidak ingin tinggal di rumah seperti orang tua lainnya di usia saya, anak dan cucu saya telah dibunuh oleh rezim Suriah, saya akan melakukan tugas saya selama saya bisa bertarung."
sumber: ZA
oleh: n3m0
Haj Abo Mahmoud, pemimpin batalion mengatakan hanya pria yang berusia di atas 60 tahun yang boleh bergabung dengan batalion.
Dia menambahkan bahwa dia ingin dari pembentukan batalyon ini mendorong para pemuda Suriah yang masih ragu-ragu untuk bergabung dengan revolusi, selain juga membantu pejuang yang putus asa untuk bertahan, karena mereka telah dalam pertempuran untuk waktu yang lama dan jauh dari kehidupan normal.
Abu Karam al-Shezari, juru bicara media kelompok Omar, yang mengawasi "Batalyon Lansia" mengatakan, "orang-orang dari pejuang tua sangat dihormati dan dihargai, kita merasa malu kepada diri kita sendiri jika kita berpikir untuk menyerah ketika kita melihat laki-laki setua nenek moyang kita memegang senjata dan melawan berdampingan dengan kita."
Abu Mahmoud mengakui bahwa "Batalyon Lansia" adalah lebih kepada simbol daripada efektivitas dalam pertempuran, tapi ia merasa bahwa pertempuran adalah kewajiban moral dan agama untuk semua orang mampu membawa senjata dan berperang. "Saya tidak ingin tinggal di rumah seperti orang tua lainnya di usia saya, anak dan cucu saya telah dibunuh oleh rezim Suriah, saya akan melakukan tugas saya selama saya bisa bertarung."
sumber: ZA
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar