Garis keras Yahudi berhadapan dengan muslimah di Al-Aqsa - wartaperang.com |
"Polisi Israel menutup Al-Magharbeh Gate, di mana para pemukim Yahudi biasanya memaksa jalan mereka ke dalam kompleks, karena adanya ribuan jamaah Palestina di situs ini", Sheikh Azzam al-Khatib, pejabat Jordan yang menjalankan Organization for Muslim Endowments and Al-Aqsa Affairs, mengatakan kepada Anadolu Agency.
"Ribuan jamaah Palestina sekarang memasuki kompleks dalam pawai atau demo melalui beberapa gerbang kompleks, sambil berteriak 'Allah Akbar'", tambahnya.
Kemarin, sekelompok pemukim Yahudi menyerbu kompleks di Yerusalem Timur yang diduduki di bawah perlindungan polisi Israel.
Polisi Israel juga telah memberlakukan pembatasan masuknya jamaah Muslim Palestina ke dalam kompleks, mencegah pria di bawah usia 50 memasuki situs suci umat Islam dan Yahudi ini.
Penerobosan datang pada hari terakhir dari Sukkot, festival ziarah Yahudi selama seminggu, di mana kelompok-kelompok ekstremis Yahudi berusaha menyerbu tempat suci untuk acara ini.
Kemarin pemuda muslim Palestina mencoba untuk menghalau masuknya warga Yahudi ke dalam komplek, mereka akhirnya terpojok dan masuk kedalam Masjid Al-Aqsa yang kemudian coba mereka barikade. Namun terlihat dalam video, polisi Israel tetap menyerang kedalam masjid al-Aqsa.
Mereka juga akhirnya menyerukan umat Islam untuk berbondong-bondong ke komplek.
"Kami meminta polisi Israel kemarin untuk mencegah intrusi dari pemukim tetapi mereka menolak", kata al-Khatib. "Ketegangan masih tinggi".
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ekstremis pemukim Yahudi - biasanya disertai dengan pasukan keamanan Israel - telah berulang kali memaksa masuk ke tempat suci.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Bagi Yahudi sebagian wilayah ini juga mempunyai posisi yang sama, merujuk ke daerah yang disebut sebagai "Temple Mount", mengklaim itu adalah situs dari dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.
Pada September 2000, kunjungan ke lokasi oleh politisi Israel yang kontroversial Ariel Sharon memicu apa yang kemudian dikenal sebagai "Intifada Kedua", pemberontakan rakyat melawan pendudukan Israel di mana ribuan warga Palestina tewas.
Akar dari konflik Israel-Palestina kembali ke tahun 1917, ketika pemerintah Inggris mengeluarkan sebuah deklarasi terkenal, "Deklarasi Balfour", yang menyerukan "pembentukan sebuah rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di dalam wilayah Palestina".
Israel menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat selama 1967 Perang Timur Tengah. Daerah ini kemudian dianeksasi menjadi kota suci pada tahun 1980, di klaim sebagai ibukota negara Yahudi yang di proklamirkan - sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Palestina, untuk bagian mereka, terus menuntut pembentukan sebuah negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dengan Yerusalem Timur yang saat ini diduduki oleh Israel - sebagai ibukotanya.
Baca juga: Polisi Israel dan Warga Palestina Bentrok di Al-Aqsa
sumber: ZA
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar