wartaperang - Perdana menteri Libya yang diperangi oleh milisi Islam, Abdullah al-Thani, mengatakan pada hari Rabu bila Mesir akan membantu untuk melatih pasukannya dan meminta rekan-rekan untuk melawan Islamis yang telah menguasai ibu kota.
Thani dan mayoritas parlemen yang diakui secara internasional dipilih pada bulan Juni berada di pengasingan dalam kota timur Tobruk karena masalah keamanan yang meluas. Sedangkan di Tripoli pemerintahan saingan telah dibentuk oleh milisi Islam saingan.
Mesir berbatasan dengan gurun panjang dan keropos Libya, dan telah mendukung Thani melawan milisi yang merebut Tripoli dan berjuang untuk menguasai bandara di kota kedua negara itu yaitu Benghazi.
"Kami menghadapi terorisme", Thani mengatakan pada konferensi pers dengan mitranya dari Mesir, Ibrahim Mahlab.
"Saya menyerukan kepada semua warga negara terhormat yang menolak untuk dikuasai oleh kekuatan musuh dan mempersiapkan diri untuk membela diri. Untuk mati melawan lebih baik daripada hidup dipermalukan", katanya.
Thani di Kairo bertemu dengan pejabat Mesir, mengatakan mereka bertujuan untuk melakukan "koordinasi kerjasama (dengan Mesir) pada pelaksanaan rencana praktis".
"Itu akan mencakup pelatihan dan meningkatkan efisiensi tentara libya oleh Mesir", katanya.
Libya telah meluncur ke dalam kekacauan sejak pemimpin lama Muammar Qaddafi digulingkan dalam pemberontakan tiga tahun lalu, dengan pemerintah interim berhadapan dengan milisi kuat yang berjuang untuk mengusir dia.
Kunjungan Thani ini terjadi beberapa hari setelah puluhan tentara tewas dalam pemboman mobil di bandara Benghazi dan dalam bentrokan dengan kelompok Islam.
Pasukan yang tewas setia kepada mantan jenderal yang meluncurkan kampanye pada bulan Mei melawan milisi Islam di Benghazi.
Mesir dan Aljazair, keduanya berbagi perbatasan dengan Libya, merasa khawatir bahwa kekerasan akan meluas ke wilayah mereka.
Lebih dari 20 tentara Mesir tewas oleh kelompok militan dalam beberapa bulan terakhir di bagian barat negara itu, menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok pejuang Islam yang memerangi pemerintah di Kairo sedang mencoba membuka front lain dari perbatasan Libya.
Dan pada bulan Agustus, Amerika Serikat mengatakan Mesir dan Uni Emirat Arab diam-diam membom posisi milisi Islam dekat bandara Tripoli.
Seorang pejabat Emirat mengatakan kepada AFP bahwa negaranya tidak mengetahui hal itu, sementara menteri luar negeri Mesir membantah "langsung" peran negaranya.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Thani dan mayoritas parlemen yang diakui secara internasional dipilih pada bulan Juni berada di pengasingan dalam kota timur Tobruk karena masalah keamanan yang meluas. Sedangkan di Tripoli pemerintahan saingan telah dibentuk oleh milisi Islam saingan.
Mesir berbatasan dengan gurun panjang dan keropos Libya, dan telah mendukung Thani melawan milisi yang merebut Tripoli dan berjuang untuk menguasai bandara di kota kedua negara itu yaitu Benghazi.
"Kami menghadapi terorisme", Thani mengatakan pada konferensi pers dengan mitranya dari Mesir, Ibrahim Mahlab.
"Saya menyerukan kepada semua warga negara terhormat yang menolak untuk dikuasai oleh kekuatan musuh dan mempersiapkan diri untuk membela diri. Untuk mati melawan lebih baik daripada hidup dipermalukan", katanya.
Thani di Kairo bertemu dengan pejabat Mesir, mengatakan mereka bertujuan untuk melakukan "koordinasi kerjasama (dengan Mesir) pada pelaksanaan rencana praktis".
"Itu akan mencakup pelatihan dan meningkatkan efisiensi tentara libya oleh Mesir", katanya.
Libya telah meluncur ke dalam kekacauan sejak pemimpin lama Muammar Qaddafi digulingkan dalam pemberontakan tiga tahun lalu, dengan pemerintah interim berhadapan dengan milisi kuat yang berjuang untuk mengusir dia.
Kunjungan Thani ini terjadi beberapa hari setelah puluhan tentara tewas dalam pemboman mobil di bandara Benghazi dan dalam bentrokan dengan kelompok Islam.
Pasukan yang tewas setia kepada mantan jenderal yang meluncurkan kampanye pada bulan Mei melawan milisi Islam di Benghazi.
Mesir dan Aljazair, keduanya berbagi perbatasan dengan Libya, merasa khawatir bahwa kekerasan akan meluas ke wilayah mereka.
Lebih dari 20 tentara Mesir tewas oleh kelompok militan dalam beberapa bulan terakhir di bagian barat negara itu, menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok pejuang Islam yang memerangi pemerintah di Kairo sedang mencoba membuka front lain dari perbatasan Libya.
Dan pada bulan Agustus, Amerika Serikat mengatakan Mesir dan Uni Emirat Arab diam-diam membom posisi milisi Islam dekat bandara Tripoli.
Seorang pejabat Emirat mengatakan kepada AFP bahwa negaranya tidak mengetahui hal itu, sementara menteri luar negeri Mesir membantah "langsung" peran negaranya.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar