wartaperang - Jerman pada hari Jumat mengumumkan langkah-langkah baru untuk mencegah warganya dari bepergian untuk bergabung dengan gerakan jihad di Irak dan Suriah (ISIS), termasuk menyita surat-surat identitas mereka.
Berdasarkan kesepakatan yang dirilis oleh menteri dalam negeri dari tingkat federal dan 16 negara Jerman, pihak berwenang akan dapat mengambil kartu ID dari dugaan militan Islam untuk menghentikan mereka dari meninggalkan negara itu.
Sampai saat ini telah memungkinkan untuk membuat paspor warganya menjadi tidak berlaku untuk menjaga warga negara Jerman bepergian ke luar negeri.
Tetapi karena warga Jerman dapat menggunakan kartu ID nasional mereka untuk melakukan perjalanan ke Turki, titik yang sering dipakai untuk meloncat ke Irak dan Suriah, Jerman bergerak untuk menutup celah tersebut.
"Kami tidak ingin terorisme diekspor dari Jerman", kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere.
Dia menambahkan bahwa Berlin mengusahakan semua cara untuk mencegah kembalinya para pejuang yang telah mendapatkan pengalaman dan pelatihan di wilayah ini ke Jerman, di mana mereka bisa melakukan serangan.
De Maiziere mengatakan Jerman juga ingin membendung aliran Kurdi yang bertujuan untuk bergabung dengan pertempuran melawan kelompok ekstremis Negara Islam (IS) karena takut mereka akan kembali ke rumah membawa ideologi radikal mereka.
Mereka yang terkena dampak akan menerima dokumen pengganti yang akan digunakan untuk identifikasi di Jerman.
Para menteri juga sepakat untuk fokus pada upaya untuk mencegah kaum muda Muslim tergoda dengan ajakan berjihad di tempat paling awal, yaitu sekolah, masjid dan lain-lain.
Kekhawatiran meningkat di Eropa tentang ancaman keamanan nasional yang dilancarkan oleh jihadis yang kembali dari perang dilanda Suriah dan Irak.
Sumber-sumber keamanan memperkirakan bahwa lebih dari 450 orang Jerman telah melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, banyak yang bertujuan untuk bergabung memerangi di sisi militan IS.
Lebih dari 150 dari mereka telah kembali ke Jerman.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Berdasarkan kesepakatan yang dirilis oleh menteri dalam negeri dari tingkat federal dan 16 negara Jerman, pihak berwenang akan dapat mengambil kartu ID dari dugaan militan Islam untuk menghentikan mereka dari meninggalkan negara itu.
Sampai saat ini telah memungkinkan untuk membuat paspor warganya menjadi tidak berlaku untuk menjaga warga negara Jerman bepergian ke luar negeri.
Tetapi karena warga Jerman dapat menggunakan kartu ID nasional mereka untuk melakukan perjalanan ke Turki, titik yang sering dipakai untuk meloncat ke Irak dan Suriah, Jerman bergerak untuk menutup celah tersebut.
"Kami tidak ingin terorisme diekspor dari Jerman", kata Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere.
Dia menambahkan bahwa Berlin mengusahakan semua cara untuk mencegah kembalinya para pejuang yang telah mendapatkan pengalaman dan pelatihan di wilayah ini ke Jerman, di mana mereka bisa melakukan serangan.
De Maiziere mengatakan Jerman juga ingin membendung aliran Kurdi yang bertujuan untuk bergabung dengan pertempuran melawan kelompok ekstremis Negara Islam (IS) karena takut mereka akan kembali ke rumah membawa ideologi radikal mereka.
Mereka yang terkena dampak akan menerima dokumen pengganti yang akan digunakan untuk identifikasi di Jerman.
Para menteri juga sepakat untuk fokus pada upaya untuk mencegah kaum muda Muslim tergoda dengan ajakan berjihad di tempat paling awal, yaitu sekolah, masjid dan lain-lain.
Kekhawatiran meningkat di Eropa tentang ancaman keamanan nasional yang dilancarkan oleh jihadis yang kembali dari perang dilanda Suriah dan Irak.
Sumber-sumber keamanan memperkirakan bahwa lebih dari 450 orang Jerman telah melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, banyak yang bertujuan untuk bergabung memerangi di sisi militan IS.
Lebih dari 150 dari mereka telah kembali ke Jerman.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar