Pejuang Kurdi wanita melawan Negara Islam - wartaperang |
Perempuan ini telah berjuang bersama laki-laki di Partai Pekerja Kurdistan (PKK) untuk merebut Gunung Makhmur di bagian utara Irak kembali dari jihadis Negara Islam (IS), yang perlakuannya terhadap perempuan membuat perjuangan ini menjadi personal bagi puluhan pejuang perempuan di gunung.
Militan IS yang dipimpin telah merebut wilayah yang luas dari Irak, dan kelompok Negara Islam juga mengontrol wilayah yang signifikan di negara tetangga Suriah, memberlakukan interpretasi keras dari hukum Islam di kedua wilayah.
Tekoshin, 27 tahun, mengatakan dia dan wanita lain berjuang melawan Negara Islam tidak hanya karena ancaman mereka terhadap Kurdi tetapi karena "bertentangan pembebasan perempuan".
"Mereka tidak mengizinkan perempuan di daerah yang berada dalam kendali mereka untuk pergi ke pasar dan memaksa mereka untuk mengenakan jilbab", katanya. "Perjuangan kita melawan Negara Islam adalah untuk mempertahankan wanita dari mereka dan dari pemikiran seperti itu".
Sekitar 50 perempuan berada diantara para pejuang PKK di gunung, kelompok yang meluncurkan pemberontakan untuk pemerintahan sendiri di Turki pada tahun 1984 dan telah membuatnya terdaftar sebagai kelompok teroris di beberapa negara-negara termasuk Amerika Serikat. Namun PKK tetapi mulai melakukan pembicaraan damai pada tahun 2012.
Di pintu masuk ke kota pegunungan Makhmur, "Negara Islam" dicoretkan pada rumah beton satu lantai, tapi terlihat tulisan itu telah tertimpa oleh PKK ketika merkea kembali merebutnya dari Negara Islam.
Tekoshin mengatakan wanita berjuang berdampingan dengan orang-orang dalam pertempuran untuk memaksa keluar para jihadis.
"Kami biasanya mengatur diri dalam kelompok empat perempuan, dan saya memerintah salah satu kelompok", jelasnya, mengenakan pakaian tradisional Kurdi yang biasanya terlihat pada laki-laki.
"Tapi ketika terlibat dalam pertempuran, kita memecah dan kita bergabung bersama laki-laki di semua medan yang berbeda".
Perempuan Kurdi telah berjuang bersama laki-laki selama bertahun-tahun dalam PKK, cabang Kurdi di Suriah bernama Unit Perlindungan Rakyat (YPG), dan pada tingkat lebih rendah adalah pasukan Peshmerga Kurdi Irak.
Ditanya apakah ia sudah menikah, Tekoshin tertawa, "Sebagian besar dari kita di sini tidak menikah saya bergabung dengan PKK ketika saya berumur 14 tahun"
Tekoshin mengatakan PKK tidak melarang pejuangnya dari menikah, tapi itu umumnya disukai.
Lebih Takut Pada Kami
Dia juga menemukan gagasan menghibur bahwa jihadis mungkin telah terkejut bila berhadap-hadapan dengan para pejuang perempuan.
"Saya pikir (IS) lebih takut kita daripada laki-laki", katanya, menambahkan bahwa dia berpikir "mereka percaya bahwa mereka akan masuk neraka jika mereka mati di tangan wanita".
Sementara Tekoshin mengatakan dia dalam pertempuran mempunyai pilihan terbaik pada senapan serbu Kalashnikov, Saria seorang gadis 18 tahun, dengan malu-malu mengatakan dia merasa sama-sama nyaman dengan baik senapan ringan dan senapan mesin berat ataupun senapan sniper.
Saria dibesarkan di Suriah utara, dan dua saudara laki-laki dan adik perempuanya sedang berjuang melawan Negara Islam, katanya, menambahkan bahwa kedua orang tuanya berada di PKK.
"Ketika saya masih kecil, saya tidak berpikir saya akan menjadi seorang pejuang. Tapi aku menyadari betapa bangsa saya (Kurdi) membutuhkan aku dan aku memilih jalan ini", katanya.
"Sangat penting bagi kita untuk menemukan tempat kita dalam perang, berdampingan dengan laki-laki", katanya.
Di gunung, para pejuang PKK hidup komunal. Biasanya mereka bergiliran memasak, tapi di masa perang, relawan laki-laki dari kota Arbil terdekat mengurus makan para pejuang.
Untuk Shimal, seorang pejuang 26 tahun, pertempuran melawan Negara Islam adalah ungkapan solidaritas dengan wanita yang telah menjadi korban para jihadis.
sumber: ZA
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar