wartaperang - Parlemen Libya terpilih di Tobruk pada hari Senin (Sep 22, 2014) menyetujui kabinet baru yang diusulkan oleh Perdana Menteri Abdullah al-Thinni, kata seorang juru bicara parlemen.
Parlemen menyepakati daftar kabinet kedua setelah pekan lalu menolak sebuah komposisi kabinet awal yang terdiri dari 16-anggota yang dikatakan terlalu besar, kata juru bicara Faraj Hashem.
Kabinet baru hanya memiliki 13 menteri dan tidak ada menteri minyak, kata anggota parlemen. Sektor minyak penting akan dijalankan oleh perusahaan negara National Oil Corp (NOC).
Thinni, mantan prajurit karir, telah menjadi perdana menteri sejak Maret tetapi telah mengundurkan diri setelah pemilu Juni. Parlemen kemudian meminta dia untuk kembali membentuk pemerintahan baru.
Tapi Thinni telah gagal membangun supremasi hukum di Libya, di mana kelompok-kelompok bersenjata telah saling berperang sejak penggulingan Muammar Qaddafi pada tahun 2011.
Pemerintahannya kehilangan kendali atas Tripoli setelah kelompok bersenjata dari kota barat Misrata merebut ibukota bulan lalu, memaksa parlemen terpilih dan pemerintah untuk pindah ke kota timur Tobruk.
Kelompok Misrata telah mendirikan parlemen dan pemerintah saingan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Negara-negara Barat takut Libya sedang menuju perang saudara. Pemerintah tidak bisa mengendalikan mantan pemberontak yang membantu menggulingkan Qaddafi tapi sekarang berjuang untuk merebut kekuasaan dan meminta bagian dari pendapatan minyak.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Parlemen menyepakati daftar kabinet kedua setelah pekan lalu menolak sebuah komposisi kabinet awal yang terdiri dari 16-anggota yang dikatakan terlalu besar, kata juru bicara Faraj Hashem.
Kabinet baru hanya memiliki 13 menteri dan tidak ada menteri minyak, kata anggota parlemen. Sektor minyak penting akan dijalankan oleh perusahaan negara National Oil Corp (NOC).
Thinni, mantan prajurit karir, telah menjadi perdana menteri sejak Maret tetapi telah mengundurkan diri setelah pemilu Juni. Parlemen kemudian meminta dia untuk kembali membentuk pemerintahan baru.
Tapi Thinni telah gagal membangun supremasi hukum di Libya, di mana kelompok-kelompok bersenjata telah saling berperang sejak penggulingan Muammar Qaddafi pada tahun 2011.
Pemerintahannya kehilangan kendali atas Tripoli setelah kelompok bersenjata dari kota barat Misrata merebut ibukota bulan lalu, memaksa parlemen terpilih dan pemerintah untuk pindah ke kota timur Tobruk.
Kelompok Misrata telah mendirikan parlemen dan pemerintah saingan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Negara-negara Barat takut Libya sedang menuju perang saudara. Pemerintah tidak bisa mengendalikan mantan pemberontak yang membantu menggulingkan Qaddafi tapi sekarang berjuang untuk merebut kekuasaan dan meminta bagian dari pendapatan minyak.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar