wartaperang - Kepala nuklir Iran mengatakan Rabu (27/8/2014) bahwa para pekerja telah mulai mendesain ulang reaktor air berat Arak yang hampir selesai untuk membatasi jumlah plutonium yang dihasilkan sebagai bagian dari kesepakatan sementara negara itu atas program nuklirnya dengan kekuatan dunia.
Sebuah video yang diposting di situs televisi pemerintah Iran menunjukkan kepala badan nuklir Ali Akbar Salehi mengatakan pekerjaan telah dimulai sebagai bagian dari perawatan rutin di reaktor di Arak di barat laut negara itu. Para pejabat mengatakan mendesain ulang reaktor akan menunda peluncuran sekitar tiga tahun.
Reaktor di Arak pada awalnya di desain bisa menghasilkan sejumlah besar plutonium, bahan yang dapat digunakan sebagai inti dari senjata nuklir. Iran telah menawarkan untuk mendesain ulang supaya hanya menghasilkan seperlima dari plutonium yang bisa dibuat oleh reaktor. Namun, Barat telah meminta Iran untuk benar-benar menggantikan reaktor Arak dengan reaktor yang hanya menghasilkan jumlah kecil dari plutonium.
Iran telah menentang dengan mengatakan bahwa reaktor air berat dibutuhkan untuk menghasilkan radioisotop untuk medis sementara reaktor air ringan, seperti yang berada di Bushehr Iran, digunakan untuk menghasilkan listrik.
Reaktor Arak tetap menjadi salah satu titik yang sulit diselesaikan antara Republik Islam dan kekuatan dunia ketika mereka mencoba untuk menegosiasikan kesepakatan permanen atas program nuklir Iran yang disengketakan. Tahun lalu, mereka mencapai kesepakatan interim dimana Iran setuju untuk membatasi pengayaan uranium dengan imbalan pelonggaran beberapa sanksi ekonomi. Negosiator sekarang menghadapi batas waktu November untuk mencapai kesepakatan final.
Sementara garis keras terus menentang konsesi lebih lanjut dan memberikan tekanan kepada Presiden moderat Hassan Rowhani, Iran telah membuat langkah baru dalam program nuklirnya untuk menunjukkan mereka telah sesuai dengan kesepakatan interim. Pada hari Sabtu, Iran meresmikan pabrik baru untuk mengkonversi jenis uranium menjadi bahan yang tidak dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Juga sebagai bagian dari kesepakatan interim, Iran telah memungkinkan inspektur internasional dari badan pengawas nuklir PBB - Badan Energi Atom Internasional - untuk mengunjungi fasilitas nuklirnya, termasuk rekator di Arak.
Iran mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, seperti penelitian medis dan pembangkit listrik. Barat telah mengatakan Iran bisa menggunakan program tersebut untuk membangun senjata atom.
Iran telah lama ingin Barat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan atas program nuklirnya. Pada hari Selasa, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan sanksi telah menyebabkan keterlambatan dalam produksi gas alam di lapangan gas di bagian selatan negara yang berbagi dengan tetangga Qatar.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Sebuah video yang diposting di situs televisi pemerintah Iran menunjukkan kepala badan nuklir Ali Akbar Salehi mengatakan pekerjaan telah dimulai sebagai bagian dari perawatan rutin di reaktor di Arak di barat laut negara itu. Para pejabat mengatakan mendesain ulang reaktor akan menunda peluncuran sekitar tiga tahun.
Reaktor di Arak pada awalnya di desain bisa menghasilkan sejumlah besar plutonium, bahan yang dapat digunakan sebagai inti dari senjata nuklir. Iran telah menawarkan untuk mendesain ulang supaya hanya menghasilkan seperlima dari plutonium yang bisa dibuat oleh reaktor. Namun, Barat telah meminta Iran untuk benar-benar menggantikan reaktor Arak dengan reaktor yang hanya menghasilkan jumlah kecil dari plutonium.
Iran telah menentang dengan mengatakan bahwa reaktor air berat dibutuhkan untuk menghasilkan radioisotop untuk medis sementara reaktor air ringan, seperti yang berada di Bushehr Iran, digunakan untuk menghasilkan listrik.
Reaktor Arak tetap menjadi salah satu titik yang sulit diselesaikan antara Republik Islam dan kekuatan dunia ketika mereka mencoba untuk menegosiasikan kesepakatan permanen atas program nuklir Iran yang disengketakan. Tahun lalu, mereka mencapai kesepakatan interim dimana Iran setuju untuk membatasi pengayaan uranium dengan imbalan pelonggaran beberapa sanksi ekonomi. Negosiator sekarang menghadapi batas waktu November untuk mencapai kesepakatan final.
Sementara garis keras terus menentang konsesi lebih lanjut dan memberikan tekanan kepada Presiden moderat Hassan Rowhani, Iran telah membuat langkah baru dalam program nuklirnya untuk menunjukkan mereka telah sesuai dengan kesepakatan interim. Pada hari Sabtu, Iran meresmikan pabrik baru untuk mengkonversi jenis uranium menjadi bahan yang tidak dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Juga sebagai bagian dari kesepakatan interim, Iran telah memungkinkan inspektur internasional dari badan pengawas nuklir PBB - Badan Energi Atom Internasional - untuk mengunjungi fasilitas nuklirnya, termasuk rekator di Arak.
Iran mengatakan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai, seperti penelitian medis dan pembangkit listrik. Barat telah mengatakan Iran bisa menggunakan program tersebut untuk membangun senjata atom.
Iran telah lama ingin Barat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan atas program nuklirnya. Pada hari Selasa, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan sanksi telah menyebabkan keterlambatan dalam produksi gas alam di lapangan gas di bagian selatan negara yang berbagi dengan tetangga Qatar.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar