wartaperang - Pengendali udara di Libya barat telah mogok untuk memprotes penembakan terhadap bandara utama Tripoli, menghentikan penerbangan di negara penghasil minyak yang bergejolak ini, kata seorang pejabat pemerintah, Kamis (17/7/2014).
Pemogokan memberikan tekanan pada milisi saingan untuk mengakhiri pertempuran sengit yang berlangsung selama empat hari untuk menguasai bandara terbesar di negara itu, di mana setidaknya 20 pesawat telah rusak dalam kekerasan terburuk di ibukota Libya selama enam bulan terakhir.
Pengendali udara Tripoli menolak untuk pergi bekerja di menara kontrol di Tripoli, yang mengatur lalu lintas untuk semua wilayah di Libya barat, kata Tarek Arwa, juru bicara kementerian transportasi.
Pihak berwenang telah menutup Bandara Internasional Tripoli setelah milisi datang terutama dari kota barat Misrata yang melakukan serangan pada hari Minggu terhadap kawasan bandara yang dikendalikan oleh milisi saingan dari Zintan di barat laut. Semua ini adalah bagian dari gejolak yang berkembang di negara yang terletak di wilayah Afrika Utara ini.
Pada hari Rabu, Libya membuka kembali bandara Misrata barat, yang juga telah ditutup setelah serangan bandara, tetapi harus menutup bandara itu lagi karena adanya pemogokan ini. Hal ini terjadi disebabkan pengendali udara Tripoli juga bertanggung jawab untuk daerah Misrata, kata Arwa.
Pemerintah Libya yang lemah tidak memiliki kontrol atas mantan pejuang pemberontak yang membantu menggulingkan diktator Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO, tapi sekarang mereka menentang otoritas negara dan sering berjuang untuk kekuasaan politik atau ekonomi.
Pertempuran perebutan terhadap bandara telah menghentikan penerbangan di negara tersebut, banyak warga Libya yang berada di luar negeri dan berencana untuk kembali ke rumah untuk bulan puasa Ramadhan tidak bisa melakukan perjalanan, begitu pula warga asing yang berada di Libya terperangkap dan tidak bisa meninggalkan negeri tersebut. Pertempuran berat di Tripoli dan bentrokan di timur kota Benghazi telah menyebabkan PBB untuk menarik stafnya dari Libya.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
Pemogokan memberikan tekanan pada milisi saingan untuk mengakhiri pertempuran sengit yang berlangsung selama empat hari untuk menguasai bandara terbesar di negara itu, di mana setidaknya 20 pesawat telah rusak dalam kekerasan terburuk di ibukota Libya selama enam bulan terakhir.
Pengendali udara Tripoli menolak untuk pergi bekerja di menara kontrol di Tripoli, yang mengatur lalu lintas untuk semua wilayah di Libya barat, kata Tarek Arwa, juru bicara kementerian transportasi.
Pihak berwenang telah menutup Bandara Internasional Tripoli setelah milisi datang terutama dari kota barat Misrata yang melakukan serangan pada hari Minggu terhadap kawasan bandara yang dikendalikan oleh milisi saingan dari Zintan di barat laut. Semua ini adalah bagian dari gejolak yang berkembang di negara yang terletak di wilayah Afrika Utara ini.
Pada hari Rabu, Libya membuka kembali bandara Misrata barat, yang juga telah ditutup setelah serangan bandara, tetapi harus menutup bandara itu lagi karena adanya pemogokan ini. Hal ini terjadi disebabkan pengendali udara Tripoli juga bertanggung jawab untuk daerah Misrata, kata Arwa.
Pemerintah Libya yang lemah tidak memiliki kontrol atas mantan pejuang pemberontak yang membantu menggulingkan diktator Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO, tapi sekarang mereka menentang otoritas negara dan sering berjuang untuk kekuasaan politik atau ekonomi.
Pertempuran perebutan terhadap bandara telah menghentikan penerbangan di negara tersebut, banyak warga Libya yang berada di luar negeri dan berencana untuk kembali ke rumah untuk bulan puasa Ramadhan tidak bisa melakukan perjalanan, begitu pula warga asing yang berada di Libya terperangkap dan tidak bisa meninggalkan negeri tersebut. Pertempuran berat di Tripoli dan bentrokan di timur kota Benghazi telah menyebabkan PBB untuk menarik stafnya dari Libya.
sumber: alarabiya
oleh: n3m0
0 komentar:
Posting Komentar