wartaperang - Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz pada hari Kamis(26/6/2014) memerintahkan "semua langkah" harus diambil untuk menjaga kerajaan dari kemungkinan aksi terorisme mengingat kekerasan mencengkeram Irak tetangga, kantor berita negara SPA melaporkan.
"Dewan Keamanan Nasional, dipimpin oleh Raja Abdullah bin Abdulaziz, melihat ke dalam perkembangan dan dampak dari [peristiwa di Irak]," kata Saudi Press Agency.
"Demi menjaga keamanan Kerajaan Arab Saudi serta menjaga kemungkinan tindakan oleh organisasi teroris atau [kelompok] lain (ISIS) untuk mengutak-atik keamanan negara, Raja Abdullah memerintahkan agar mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keuntungan bangsa dan wilayah serta menjamin keamanan dan memberikan stabilitas bagi rakyat Saudi", tambah badan tersebut.
Arab Saudi adalah salah satu dari beberapa negara yang berbatasan dengan Irak, di mana pemerintah Syiah yang dipimpin Nouri al-Maliki menghadapi pemberontakan kelompok Sunni yang dipimpin oleh ISIS. Pemberontakan itu sendiri menurut para pengamat disebabkan oleh kebijakan sektariannya.
Pekan lalu, Riyadh mengecam kebijakan Baghdad yang "eksklusif dan sektarianisme" dan menyerukan pembentukan pemerintah nasional yang inklusif.
Maliki menolak seruan-seruan baik dari dalam dan luar Irak baginya untuk mundur dan bersumpah untuk menghancurkan pemberontakan Sunni yang dipelopori oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Saudi Arabia sendiri telah mengeluarkan ancaman yang sangat berat bagi siapa saja yang terlibat dengan kelompok-kelompok perlawanan yang berada diluar Saudi atau membantu perang Suriah.
sumber: alarabiya/n3m0
"Dewan Keamanan Nasional, dipimpin oleh Raja Abdullah bin Abdulaziz, melihat ke dalam perkembangan dan dampak dari [peristiwa di Irak]," kata Saudi Press Agency.
"Demi menjaga keamanan Kerajaan Arab Saudi serta menjaga kemungkinan tindakan oleh organisasi teroris atau [kelompok] lain (ISIS) untuk mengutak-atik keamanan negara, Raja Abdullah memerintahkan agar mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keuntungan bangsa dan wilayah serta menjamin keamanan dan memberikan stabilitas bagi rakyat Saudi", tambah badan tersebut.
Arab Saudi adalah salah satu dari beberapa negara yang berbatasan dengan Irak, di mana pemerintah Syiah yang dipimpin Nouri al-Maliki menghadapi pemberontakan kelompok Sunni yang dipimpin oleh ISIS. Pemberontakan itu sendiri menurut para pengamat disebabkan oleh kebijakan sektariannya.
Pekan lalu, Riyadh mengecam kebijakan Baghdad yang "eksklusif dan sektarianisme" dan menyerukan pembentukan pemerintah nasional yang inklusif.
Maliki menolak seruan-seruan baik dari dalam dan luar Irak baginya untuk mundur dan bersumpah untuk menghancurkan pemberontakan Sunni yang dipelopori oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Saudi Arabia sendiri telah mengeluarkan ancaman yang sangat berat bagi siapa saja yang terlibat dengan kelompok-kelompok perlawanan yang berada diluar Saudi atau membantu perang Suriah.
sumber: alarabiya/n3m0
0 komentar:
Posting Komentar