wartaperang - Turki telah memberhentikan Murad Bayar, wakil Kementerian Pertahanan untuk industri pertahanan milik negara, dari jabatannya dengan segera, Reuters melaporkan pada hari Kamis.
Kementerian itu tidak memberikan alasan atas keputusan tersebut.
Bayar telah berpengaruh dalam negosiasi Turki dengan China atas pengadaan sistem pertahanan rudal yang terakhir.
Sekutu Turki yaitu NATO menyuarakan keprihatinan ketika negara mengumumkan pada bulan September bahwa mereka telah memilih sistem pertahanan rudal FD - 2000 China dibanding tawaran dari Franco / Italia Eurosam SAMP/T dan yang terdaftar di AS Raytheon Co
Dikatakan China telah menawarkan penawaran yang paling kompetitif dan akan memungkinkan co-produksi di Turki.
Pada hari Kamis, Hurriyet Daily News melaporkan bahwa perusahaan China China Precision Machinery Export- Import Corp ( CPMIEC ) membuat pernyataan publik pertama di Turki tentang $3,4 Milyar rudal jarak udara dan sistem pertahanan rudal.
CPMIEC mengklaim bahwa kesepakatan itu "hampir selesai."
Koordinator proyek, Wu Yang, seperti dikutip oleh harian Turki yang mengatakan "itu hampir selesai. Kami juga mendekati akhir dalam evaluasi permintaan Turki".
Kesepakatan itu dicapai pada akhir 2013 dan pada saat itu, perusahaan China berada di bawah sanksi AS.
Perusahaan telah lama dikenakan sanksi oleh AS, pada tahun 2003, Washington mengatakan pihaknya memperluas sanksi terhadap perusahaan untuk penjualan senjata ke Iran. Namun, Tidak jelas kapan langkah-langkah pertama yang dikenakan, dilaporkan Reuters.
sumber: alarabiya
Kementerian itu tidak memberikan alasan atas keputusan tersebut.
Bayar telah berpengaruh dalam negosiasi Turki dengan China atas pengadaan sistem pertahanan rudal yang terakhir.
Sekutu Turki yaitu NATO menyuarakan keprihatinan ketika negara mengumumkan pada bulan September bahwa mereka telah memilih sistem pertahanan rudal FD - 2000 China dibanding tawaran dari Franco / Italia Eurosam SAMP/T dan yang terdaftar di AS Raytheon Co
Dikatakan China telah menawarkan penawaran yang paling kompetitif dan akan memungkinkan co-produksi di Turki.
Pada hari Kamis, Hurriyet Daily News melaporkan bahwa perusahaan China China Precision Machinery Export- Import Corp ( CPMIEC ) membuat pernyataan publik pertama di Turki tentang $3,4 Milyar rudal jarak udara dan sistem pertahanan rudal.
CPMIEC mengklaim bahwa kesepakatan itu "hampir selesai."
Koordinator proyek, Wu Yang, seperti dikutip oleh harian Turki yang mengatakan "itu hampir selesai. Kami juga mendekati akhir dalam evaluasi permintaan Turki".
Kesepakatan itu dicapai pada akhir 2013 dan pada saat itu, perusahaan China berada di bawah sanksi AS.
Perusahaan telah lama dikenakan sanksi oleh AS, pada tahun 2003, Washington mengatakan pihaknya memperluas sanksi terhadap perusahaan untuk penjualan senjata ke Iran. Namun, Tidak jelas kapan langkah-langkah pertama yang dikenakan, dilaporkan Reuters.
sumber: alarabiya
0 komentar:
Posting Komentar