wartaperang - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengklaim kemenangan dalam pemilihan lokal di Turki pada hari Minggu dan memperingatkan rival-rivalnya bahwa mereka akan "membayar harga" atas tuduhan untuk merencanakan kejatuhannya.
Dengan sekitar setengah dari suara yang telah dihitung, hasil disiarkan di televisi Turki menempatkan Endorgan dengan Partai yang berakar Islam AK Party berada di paling depan perolehan suara dengan 44-46 persen suara. CHP oposisi utama, partai pendiri republik sekuler modern Mustafa Kemal Ataturk, memenangkan sekitar 23-28 persen, menurut laporan Reuters.
Hari pemilihan ini dirusak oleh kekerasan saat bentrokan antara kelompok-kelompok pendukung calon saingan meninggalkan enam orang tewas.
Empat orang tewas dalam pertarungan senjata di desa Yuvacik di provinsi timur dari Sanliurfa, yang berbatasan dengan Suriah, kata beberapa pejabat keamanan.
Erdogan telah menghadapi krisis terburuk selama 11 tahun masa pemerintahannya dengan tantangan kembar berupa protes jalanan massal Juni lalu dan gelombang kebocoran secara online yang melibatkan sekutu-sekutunya dalam isu korupsi.
"Meskipun semua pernyataan yang tidak diinginkan oleh oposisi dan pidato pada aksi unjuk rasa sampai sekarang, orang-orang kita akan mengatakan yang sebenarnya saat ini", kata Erdogan sebelumnya pada hari Minggu.
"Apa yang orang katakan adalah itulah adanya", kata mantan walikota Istanbul 60 tahun setelah memberikan suara di sebuah distrik di sisi Asian megacity yang dibagi oleh selat Bosphorus.
"Keputusan rakyat harus dihormati".
sumber: alarabiya
Dengan sekitar setengah dari suara yang telah dihitung, hasil disiarkan di televisi Turki menempatkan Endorgan dengan Partai yang berakar Islam AK Party berada di paling depan perolehan suara dengan 44-46 persen suara. CHP oposisi utama, partai pendiri republik sekuler modern Mustafa Kemal Ataturk, memenangkan sekitar 23-28 persen, menurut laporan Reuters.
Hari pemilihan ini dirusak oleh kekerasan saat bentrokan antara kelompok-kelompok pendukung calon saingan meninggalkan enam orang tewas.
Empat orang tewas dalam pertarungan senjata di desa Yuvacik di provinsi timur dari Sanliurfa, yang berbatasan dengan Suriah, kata beberapa pejabat keamanan.
Erdogan telah menghadapi krisis terburuk selama 11 tahun masa pemerintahannya dengan tantangan kembar berupa protes jalanan massal Juni lalu dan gelombang kebocoran secara online yang melibatkan sekutu-sekutunya dalam isu korupsi.
"Meskipun semua pernyataan yang tidak diinginkan oleh oposisi dan pidato pada aksi unjuk rasa sampai sekarang, orang-orang kita akan mengatakan yang sebenarnya saat ini", kata Erdogan sebelumnya pada hari Minggu.
"Apa yang orang katakan adalah itulah adanya", kata mantan walikota Istanbul 60 tahun setelah memberikan suara di sebuah distrik di sisi Asian megacity yang dibagi oleh selat Bosphorus.
"Keputusan rakyat harus dihormati".
sumber: alarabiya
0 komentar:
Posting Komentar