wartaperang - Perundingan damai antara Palestina dan Israel kembali menemui jalan buntu dan pernyataan terakhir dari Netanyahu yang ditujukan langsung kepada Mahmoud Abbas dianggap sebagai paku yang ditancapkan kepada peti mati.
Netanyahu menuntut langsung kepada Mahmoud Abbas agar Palestina mau mengakui negara yahudinya dan melupakan ide tentang memenuhi Israel dengan pengungsi apabila dia berharap akan sebuah pidato yang paling bersejarah terjadi. Demikian katanya pada hari Selasa kemarin.
Pernyataan terakhir ini tentu saja meletupkan emosi dari delegasi Palestina dan membuat perundingan damai yang di pandu oleh John Kerry semakin berat, padahal tenggat perundingan mendekati akhir tanggal 29 April.
Sebelumnya, perlu pembaca ketahui bila Israel dan Palestina pimpinan Mahmoud Abbas setuju untuk mengadakan perundingan damai dengan kondisi apapun yang terjadi di wilayah keduanya sampai tenggat waktu 29 April 2014. Sudah beberapa kali roket militan mendarat di Israel dan Israel membunuh beberapa warga Palestina sebagai balasan, tapi perundingan ini terus berlanjut. Namun sepertinya masih belum ada titik terang atas perundingan ini.
"Dan atas apapun kesepakatan yang dicapai dengan Palestina, perdamaian akan tetap mendapatkan serangan yang tetap dari Hizbullah, Hamas dan kelompok yang terkait Al-Qaeda", demikian kata Netanyahu. Hal itulah yang menjadi alasan baginya untuk tetap menurunkan pasukan Israel di garis perbatasan sungai Jordan.
"Keberadaan pasukan perdamaian hanya bermanfaat ketika damai saja, ketika ada serangan dari pihak2x tertentu, mereka akan pulang ke negara masing-masing dan yang akan tinggal adalah pasukan Israel saja".
Sepertinya perundingan Israel dan Palestina tidak mencapai arah yang lebih baik sampai saat ini.
sumber: ZA
Netanyahu menuntut langsung kepada Mahmoud Abbas agar Palestina mau mengakui negara yahudinya dan melupakan ide tentang memenuhi Israel dengan pengungsi apabila dia berharap akan sebuah pidato yang paling bersejarah terjadi. Demikian katanya pada hari Selasa kemarin.
Pernyataan terakhir ini tentu saja meletupkan emosi dari delegasi Palestina dan membuat perundingan damai yang di pandu oleh John Kerry semakin berat, padahal tenggat perundingan mendekati akhir tanggal 29 April.
Sebelumnya, perlu pembaca ketahui bila Israel dan Palestina pimpinan Mahmoud Abbas setuju untuk mengadakan perundingan damai dengan kondisi apapun yang terjadi di wilayah keduanya sampai tenggat waktu 29 April 2014. Sudah beberapa kali roket militan mendarat di Israel dan Israel membunuh beberapa warga Palestina sebagai balasan, tapi perundingan ini terus berlanjut. Namun sepertinya masih belum ada titik terang atas perundingan ini.
"Dan atas apapun kesepakatan yang dicapai dengan Palestina, perdamaian akan tetap mendapatkan serangan yang tetap dari Hizbullah, Hamas dan kelompok yang terkait Al-Qaeda", demikian kata Netanyahu. Hal itulah yang menjadi alasan baginya untuk tetap menurunkan pasukan Israel di garis perbatasan sungai Jordan.
"Keberadaan pasukan perdamaian hanya bermanfaat ketika damai saja, ketika ada serangan dari pihak2x tertentu, mereka akan pulang ke negara masing-masing dan yang akan tinggal adalah pasukan Israel saja".
Sepertinya perundingan Israel dan Palestina tidak mencapai arah yang lebih baik sampai saat ini.
sumber: ZA
0 komentar:
Posting Komentar