wartaperang - Israel telah berkembang dengan rencana untuk membangun lebih dari 2.000 rumah baru di enam pemukiman Tepi Barat, kata seorang pejabat Kamis, dalam sebuah langkah terkini yang akan membahayakan pembicaraan damai.
Guy Inbar, juru bicara unit Departemen Pertahanan yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina, menurut sebuah komite kementerian telah menindaklanjuti rencana yang ada untuk membangun 2.269 rumah pada pertemuan bulan lalu.
Dalam tahap awal, panitia telah menyetujui untuk memvalidasi 1.015 unit di Leshem, Beit El dan Almog, berarti rumah yang tersisa hanya sekedar formalitas menunggu persetujuan akhir dari Menteri Pertahanan Moshe Yaalon.
Komite yang sama menyetujui untuk membangun 1.254 unit di Ariel, Shvut Rachel dan Shavei Shomron, berarti proyek-proyek sekarang akan dipublikasikan ke media untuk menunggu masukan dari publik sebelum kembali ke komite untuk pembahasan lebih lanjut.
Lior Amihai, seorang pejabat Peace Now, mencatat bahwa keputusan belum secara resmi dipublikasikan. Dia juga mengatakan kepada AFP bahwa sementara komite Februari bukanlah tahap akhir dari proses perencanaan untuk perumahan ini.
"Setiap tahap memajukan rencana [konstruksi] di Tepi Barat merupakan keputusan politik oleh Moshe Yaalon Menteri Pertahanan", katanya.
Pembicaraan damai antara pimpinan Israel dan Palestina dalam kondisi tertatih-tatih di ambang kehancuran menjelang batas waktu 29 April.
Washington berjuang dengan berat untuk mendapatkan kedua belah pihak menyetujui proposal kerangka kerja untuk memperpanjang negosiasi sampai akhir tahun ini.
Sejauh ini, Palestina telah tegas menolak untuk mempertimbangkan perpanjangannya, sebagian disebabkan atas pembangunan pemukiman terus-menerus oleh Israel walaupun pembicaraan damai sedang berjalan dari Juli lalu.
Pada hari Rabu, sebuah komite kota memberikan persetujuan akhir untuk rencana untuk membangun 186 rumah baru di mencaplok Jerusalem Timur Arab.
sumber: ZA
Guy Inbar, juru bicara unit Departemen Pertahanan yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina, menurut sebuah komite kementerian telah menindaklanjuti rencana yang ada untuk membangun 2.269 rumah pada pertemuan bulan lalu.
Dalam tahap awal, panitia telah menyetujui untuk memvalidasi 1.015 unit di Leshem, Beit El dan Almog, berarti rumah yang tersisa hanya sekedar formalitas menunggu persetujuan akhir dari Menteri Pertahanan Moshe Yaalon.
Komite yang sama menyetujui untuk membangun 1.254 unit di Ariel, Shvut Rachel dan Shavei Shomron, berarti proyek-proyek sekarang akan dipublikasikan ke media untuk menunggu masukan dari publik sebelum kembali ke komite untuk pembahasan lebih lanjut.
Lior Amihai, seorang pejabat Peace Now, mencatat bahwa keputusan belum secara resmi dipublikasikan. Dia juga mengatakan kepada AFP bahwa sementara komite Februari bukanlah tahap akhir dari proses perencanaan untuk perumahan ini.
"Setiap tahap memajukan rencana [konstruksi] di Tepi Barat merupakan keputusan politik oleh Moshe Yaalon Menteri Pertahanan", katanya.
Pembicaraan damai antara pimpinan Israel dan Palestina dalam kondisi tertatih-tatih di ambang kehancuran menjelang batas waktu 29 April.
Washington berjuang dengan berat untuk mendapatkan kedua belah pihak menyetujui proposal kerangka kerja untuk memperpanjang negosiasi sampai akhir tahun ini.
Sejauh ini, Palestina telah tegas menolak untuk mempertimbangkan perpanjangannya, sebagian disebabkan atas pembangunan pemukiman terus-menerus oleh Israel walaupun pembicaraan damai sedang berjalan dari Juli lalu.
Pada hari Rabu, sebuah komite kota memberikan persetujuan akhir untuk rencana untuk membangun 186 rumah baru di mencaplok Jerusalem Timur Arab.
sumber: ZA
0 komentar:
Posting Komentar