wartaperang - Dilindungi oleh polisi Israel, sekitar 75 pemukim ekstrimis Yahudi yang dipimpin oleh seorang rabi radikal, telah menyerbu kompleks Masjid Al - Aqsa pada hari Minggu, beberapa kantor berita melaporkan.
Situs tempat terjadinya bentrokan yang berada di atas Tembok Barat adalah tempat Kubah Batu dan Masjid Al - Aqsa, tempat suci ketiga Islam.
http://forticeoffice.com/ .adv - Tempat ini juga merupakan salah satu tempat tersuci Yudaisme oleh orang Yahudi yang percaya bila tempat itu adalah situs Temple Yahudi pertama dan kedua. Al - Aqsa juga dikenal sebagai Muslim Noble Sanctuary.
"Para pemukim menyerbu kompleks melalui gerbang Al-Magharbeh Gate, melewati Qibali dan Marawani masjid, serta Al-Rahmeh dan gerbang Qatanin" kata penjaga Naser Qous kepada Turki Anadolu Agency.
Qous menggambarkan rabbi Yehuda Glick, yang adalah kepala dari Temple Mount Heritage Foundation, seperti berteriak "nyanyian rasis" terhadap Muslim.
Penjaga itu mengatakan Glick mengatakan kepada polisi Israel, "Jauhkan pengacau ini dan pergi!".
Sentimen rabbi itu menyebabkan perselisihan antara para pemukim Yahudi dan jamaah Muslim di dalam kompleks suci.
Penyerbuan itu dikecam oleh Al Aqsa - Yayasan Palestina untuk Endowment and Heritage.
Dikatakan bahwa penyerbuan kompleks itu dimaksudkan untuk "mengintimidasi dan menakut-nakuti rakyat Palestina" dan membunyikan alarm pada polisi Israel yang sedang memperketat prosedur keamanan pada siswa Muslim dalam komplek Masjid Al-Aqsa.
Pada hari Jumat, Israel mengizinkan akses terbatas untuk pria Muslim untuk memasuki kompleks masjid Al-Aqsa saat shalat Jumat untuk mencegah kemungkinan bentrokan berikutnya.
Keputusan itu dibuat setelah polisi bentrok dengan pelempar batu Palestina di kompleks pada hari Selasa, beberapa saat menjelang debat di parlemen Israel dimana sayap kanan radikal Yahudi menghendaki untuk bisa berdoa di kompleks Al-Aqsa, sebuah tindakan yang saat ini dilarang.
Diskusi, yang tidak menghasilkan keputusan atau langkah-langkah praktis ini, memicu kemarahan di dunia Muslim. Parlemen Yordania yang menjadi penjaga situs tersebut, memilih untuk mengusir utusan Israel dan memperingatkan Amman akan kemungkinan meninjau kembali perjanjian damai dengan Israel.
57 anggota OKI pada hari Rabu mengutuk perdebatan sebagai "eskalasi berbahaya" menyebutnya bagian dari tujuan Israel untuk "Yahudisasi Yerusalem".
sumber:alarabiya
Situs tempat terjadinya bentrokan yang berada di atas Tembok Barat adalah tempat Kubah Batu dan Masjid Al - Aqsa, tempat suci ketiga Islam.
http://forticeoffice.com/ .adv - Tempat ini juga merupakan salah satu tempat tersuci Yudaisme oleh orang Yahudi yang percaya bila tempat itu adalah situs Temple Yahudi pertama dan kedua. Al - Aqsa juga dikenal sebagai Muslim Noble Sanctuary.
"Para pemukim menyerbu kompleks melalui gerbang Al-Magharbeh Gate, melewati Qibali dan Marawani masjid, serta Al-Rahmeh dan gerbang Qatanin" kata penjaga Naser Qous kepada Turki Anadolu Agency.
Qous menggambarkan rabbi Yehuda Glick, yang adalah kepala dari Temple Mount Heritage Foundation, seperti berteriak "nyanyian rasis" terhadap Muslim.
Penjaga itu mengatakan Glick mengatakan kepada polisi Israel, "Jauhkan pengacau ini dan pergi!".
Sentimen rabbi itu menyebabkan perselisihan antara para pemukim Yahudi dan jamaah Muslim di dalam kompleks suci.
Penyerbuan itu dikecam oleh Al Aqsa - Yayasan Palestina untuk Endowment and Heritage.
Dikatakan bahwa penyerbuan kompleks itu dimaksudkan untuk "mengintimidasi dan menakut-nakuti rakyat Palestina" dan membunyikan alarm pada polisi Israel yang sedang memperketat prosedur keamanan pada siswa Muslim dalam komplek Masjid Al-Aqsa.
Pada hari Jumat, Israel mengizinkan akses terbatas untuk pria Muslim untuk memasuki kompleks masjid Al-Aqsa saat shalat Jumat untuk mencegah kemungkinan bentrokan berikutnya.
Keputusan itu dibuat setelah polisi bentrok dengan pelempar batu Palestina di kompleks pada hari Selasa, beberapa saat menjelang debat di parlemen Israel dimana sayap kanan radikal Yahudi menghendaki untuk bisa berdoa di kompleks Al-Aqsa, sebuah tindakan yang saat ini dilarang.
Diskusi, yang tidak menghasilkan keputusan atau langkah-langkah praktis ini, memicu kemarahan di dunia Muslim. Parlemen Yordania yang menjadi penjaga situs tersebut, memilih untuk mengusir utusan Israel dan memperingatkan Amman akan kemungkinan meninjau kembali perjanjian damai dengan Israel.
57 anggota OKI pada hari Rabu mengutuk perdebatan sebagai "eskalasi berbahaya" menyebutnya bagian dari tujuan Israel untuk "Yahudisasi Yerusalem".
sumber:alarabiya
0 komentar:
Posting Komentar