wartaperang - Tentara rezim Suriah menewaskan sedikitnya 175 pejuang pemberontak dalam serangan di pinggiran Damaskus, kata media pemerintah Suriah pada hari Rabu.
Menurut aktivis, kelompok militan Syiah Lebanon Hizbullah memimpin serangan itu, bergabung tangan dengan pasukan pemerintah Suriah.
Syrian Arab News Agency ( SANA ) melaporkan bahwa serangan besar-besaran yang berlangsung saat fajar di lakukan di daerah oposisi Ghouta timur, yang ditargetkan sebagian besar pejuang al-Qaeda dan pejuang asing lainnya.
Televisi al-Manar, yang dioperasikan oleh Hizbullah menyiarkan gambar yang menunjukkan puluhan mayat laki-laki tergeletak di jalan pedesaan di dekat Otaiba, sebuah kota di daerah Ghouta timur.
SANA mengatakan operasi menyampaikan pesan yang "memberikan pukulan bagi teroris", istilah yang digunakan oleh media pemerintah Suriah mengacu pada pejuang oposisi.
Pinggiran ibukota termasuk Ghouta timur, sebagian besar telah berada di bawah kendali pasukan oposisi sejak Maret 2011, ketika awal pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad terjadi.
Pengamat untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berlokasi di Inggris juga melaporkan serangan itu, mengatakan bahwa 70 pemberontak tewas. Ia menambahkan bahwa jumlah korban tewas akan meningkat karena 89 pemberontak dilaporkan hilang.
Seorang komandan lapangan di Ghouta timur dikutip oleh SANA mengatakan bahwa sebagian besar pemberontak tewas di dekat danau Oteibah adalah anggota kelompok pemberontak al-Nusra Front. SANA juga memperlihatkan foto yang menunjukkan puluhan mayat laki-laki tergeletak di lapangan terbuka di situsnya.
Soorang pejabat militer Hizbullah - Abou Ali - juga menyatakan bila peperangan di wilayah pegunungan Qalamoun akan segera dimenangkan oleh mereka mengingat sekarang daerah itu 70% telah dikuasai oleh Hizbullah, demikian klaimnya.
Hizbullah dengan dukungan senjata yang mutakhir dari Rusia dan Iran berhasil merangsek dan membuat tersudut posisi pejuang pemberontak. Dan menurut sumber ini juga disampaikan bila sekitar 150 milisi Hizbullah berada disekitar Qalamoun.
Belum diketahui dengan jelas apakah klaim dari kelompok pendukung rezim Assad ini benar atau tidak.
sumber: alarabiya, SANA, al-manar, usatoday
Menurut aktivis, kelompok militan Syiah Lebanon Hizbullah memimpin serangan itu, bergabung tangan dengan pasukan pemerintah Suriah.
Syrian Arab News Agency ( SANA ) melaporkan bahwa serangan besar-besaran yang berlangsung saat fajar di lakukan di daerah oposisi Ghouta timur, yang ditargetkan sebagian besar pejuang al-Qaeda dan pejuang asing lainnya.
Televisi al-Manar, yang dioperasikan oleh Hizbullah menyiarkan gambar yang menunjukkan puluhan mayat laki-laki tergeletak di jalan pedesaan di dekat Otaiba, sebuah kota di daerah Ghouta timur.
SANA mengatakan operasi menyampaikan pesan yang "memberikan pukulan bagi teroris", istilah yang digunakan oleh media pemerintah Suriah mengacu pada pejuang oposisi.
Pinggiran ibukota termasuk Ghouta timur, sebagian besar telah berada di bawah kendali pasukan oposisi sejak Maret 2011, ketika awal pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad terjadi.
Pengamat untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang berlokasi di Inggris juga melaporkan serangan itu, mengatakan bahwa 70 pemberontak tewas. Ia menambahkan bahwa jumlah korban tewas akan meningkat karena 89 pemberontak dilaporkan hilang.
Seorang komandan lapangan di Ghouta timur dikutip oleh SANA mengatakan bahwa sebagian besar pemberontak tewas di dekat danau Oteibah adalah anggota kelompok pemberontak al-Nusra Front. SANA juga memperlihatkan foto yang menunjukkan puluhan mayat laki-laki tergeletak di lapangan terbuka di situsnya.
Soorang pejabat militer Hizbullah - Abou Ali - juga menyatakan bila peperangan di wilayah pegunungan Qalamoun akan segera dimenangkan oleh mereka mengingat sekarang daerah itu 70% telah dikuasai oleh Hizbullah, demikian klaimnya.
Hizbullah dengan dukungan senjata yang mutakhir dari Rusia dan Iran berhasil merangsek dan membuat tersudut posisi pejuang pemberontak. Dan menurut sumber ini juga disampaikan bila sekitar 150 milisi Hizbullah berada disekitar Qalamoun.
Belum diketahui dengan jelas apakah klaim dari kelompok pendukung rezim Assad ini benar atau tidak.
sumber: alarabiya, SANA, al-manar, usatoday
0 komentar:
Posting Komentar