Serangan terjadi di sepanjang Irak, dan yang paling mematikan terjadi di bagian utama sebelah utara kota Mosul yang menyebakan 7 orang tewas dan 50 orang luka-luka pada hari Minggu kemarin.
Kekerasan datang menjelang acara tahunan yang diperingati oleh warga shiah, dimana pada waktu-waktu ini para militan Sunni sering melakukan serangan. Irak terus terjebak dalam kekerasan berdarah meskipun telah dilakukan operasi besar-besaran terhadap pemberontak dan memperketat keamanan.
Dengan semakin melebarnya kekerasan yang terjadi di Irak, PM Nuri al-Maliki telah meminta kerja sama lebih luas lagi dengan Amerika untuk memerangi militan dan Turki pada saat bersamaan juga menawarkan bantuan.
Pemboman dan penembakan telah menghantam setengah dari kota yang ada di Irak pada hari Minggu, namun yang paling mematikan terjadi di Mosul. Sebuah bom bunuh diri meledakan dirinya sendiri di sebuah pusat perekrutan tentara di wilayah yang di huni mayoritas Sunni, membunuh 2 orang dan melukai 7 lainnya sedang sebuah pemboman di restoran yang terkenal membunuh 2 lainnya dan belasan orang luka-luka.
Dua lainnya terbunuh dan 10 orang terluka di penembakan yang terjadi di sepanjang kota. Seorang petugas sipil wanita juga ditembak mati di Baghdad sedangkan ledakan bom di selatan kota Basra tepatnya di Hilla, Samawa dan Diwaniyah telah meninggalkan 20 orang terluka.
Serangan-serangan ini meningkat di bulan-bulan terakhir ini di Irak. Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun ditengarai sebagian serangan tersebut dilakukan oleh militan yang terhubung dengan Al-Qaeda yang menentang pemerintahan Irak yang dipimpin oleh Shiah.
Pertumpahan darah ini memburuk dari sejak terjadinya peperangan sektarian pada tahun 2008. Dan sebagai tambahan dari permasalahan keamanan yang ada, otoritas pemerintah gagal untuk memberikan pelayanan yang semestinya yaitu listrik dan air bersih, sedangkan korupsi terjadi dimana-mana.
Pertengkaran politik telah melumpuhkan pemerintah, sementara parlemen tidak mengeluarkan undang-undang yang penting selama bertahun-tahun belalu.
sumber: alarabiya
Kekerasan datang menjelang acara tahunan yang diperingati oleh warga shiah, dimana pada waktu-waktu ini para militan Sunni sering melakukan serangan. Irak terus terjebak dalam kekerasan berdarah meskipun telah dilakukan operasi besar-besaran terhadap pemberontak dan memperketat keamanan.
Dengan semakin melebarnya kekerasan yang terjadi di Irak, PM Nuri al-Maliki telah meminta kerja sama lebih luas lagi dengan Amerika untuk memerangi militan dan Turki pada saat bersamaan juga menawarkan bantuan.
Pemboman dan penembakan telah menghantam setengah dari kota yang ada di Irak pada hari Minggu, namun yang paling mematikan terjadi di Mosul. Sebuah bom bunuh diri meledakan dirinya sendiri di sebuah pusat perekrutan tentara di wilayah yang di huni mayoritas Sunni, membunuh 2 orang dan melukai 7 lainnya sedang sebuah pemboman di restoran yang terkenal membunuh 2 lainnya dan belasan orang luka-luka.
Dua lainnya terbunuh dan 10 orang terluka di penembakan yang terjadi di sepanjang kota. Seorang petugas sipil wanita juga ditembak mati di Baghdad sedangkan ledakan bom di selatan kota Basra tepatnya di Hilla, Samawa dan Diwaniyah telah meninggalkan 20 orang terluka.
Serangan-serangan ini meningkat di bulan-bulan terakhir ini di Irak. Meskipun tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun ditengarai sebagian serangan tersebut dilakukan oleh militan yang terhubung dengan Al-Qaeda yang menentang pemerintahan Irak yang dipimpin oleh Shiah.
Pertumpahan darah ini memburuk dari sejak terjadinya peperangan sektarian pada tahun 2008. Dan sebagai tambahan dari permasalahan keamanan yang ada, otoritas pemerintah gagal untuk memberikan pelayanan yang semestinya yaitu listrik dan air bersih, sedangkan korupsi terjadi dimana-mana.
Pertengkaran politik telah melumpuhkan pemerintah, sementara parlemen tidak mengeluarkan undang-undang yang penting selama bertahun-tahun belalu.
sumber: alarabiya
0 komentar:
Posting Komentar