Pendukung Libanon dan penentang Presiden Suriah Bashar Assad saling menembakkan senapan mesin berat dan mortir pada hari Kamis kemarin dan menjadi pertempuran terburuk di kota pelabuhan Tripoli di tahun ini.
Pertempuran yang telah berlangsung lima hari ini memakan korban tewas menjadi 16 dan menyebabkan kekhawatiran perang saudara Suriah menyebar ke Lebanon dan negara-negara tetangga lainnya.
Kekerasan ini semakin mendorong pentingnya upaya AS-Rusia untuk membawa kedua belah pihak dari konflik Suriah ke konferensi perdamaian di Jenewa. Anggota oposisi Suriah telah memulai tiga hari pertemuan di Istanbul untuk menentukan sikap atas pertemuan yang digagas Rusia dan AS ini.
Lebanon telah tegang sejak pemberontakan di Suriah dimulai pada Maret 2011. Negara, yang masih berjuang untuk pulih dari perang saudara selama 15 tahun ini, telah terbagi sepanjang garis sektarian dan menjadi pro dan anti-Assad kamp. Keterlibatan kelompok militan Syiah Hizbullah yang didukung Iran bersama rezim Assad telah memicu kemarahan di antara banyak Sunni di Lebanon yang mendukung penggulingan Assad.
Pertempuran sektarian mematikan telah meletus beberapa kali terutama di Tripoli - kota terbesar Lebanon dan basis Islam Sunni. Pertempuran yang terjadi hari ini terkait erat dengan pertempuran yang terjadi di perbatasan Lebanon Suriah yaitu kota Qusayr yang digempur oleh pemerintah Suriah dan Hizbullah.
Tripoli dihuni oleh mayoritas Sunni namun memiliki komunitas kecil Alawi, anggota sekte minoritas Assad yang merupakan cabang dari Islam Syiah.
Warga melaporkan pertempuran telah berlangsung selama 6 jam yang dimulai Rabu malam dan terus berlanjut sampai Kamis pagi. Mortir pun digunakan untuk pertama kalinya. Ambulans bergegas bolak-balik, mengangkut korban ke rumah sakit. Beberapa pejabat menggunakan pengeras suara masjid untuk mendesak warga untuk berlindung di ruang bawah tanah. Sekolah dan banyak bisnis yang ditutup Kamis karena pertempuran sporadis berlanjut.
Lima orang tewas sehingga korban tewas secara keseluruhan menjadi 16 orang sejak pertempuran dimulai Minggu, dengan 200 orang terluka, kata seorang pejabat keamanan yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan militer.
"Itu adalah malam yang mengerikan yang menanamkan teror di hati setiap penduduk Tripoli," kata Shada Dabliz, seorang aktivis perdamaian 40-tahun. "Tripoli adalah bagian dari Lebanon, di mana peran negara? Mengapa pemerintah tidak melakukan apa-apa? "
Menteri Kabinet Faisal Karami mengatakan bila pertempuran ini adalah pertempuran terburuk di kota sejak perang saudara Lebanon berakhir pada tahun 1990, demikian katanya menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.
Ashraf Rifi, seorang mantan kepala polisi yang memiliki banyak pengikut Sunni di Tripoli mengatakan bila pertempuran di Tripoli merupakan reaksi langsung dari keterlibatan Hizbullah di Suriah dan menuduh kelompok ini "berusaha mengalihkan perhatian" dari keikutsertaannya dalam pertempuran di Suriah.
Hizbullah dan sekutunya memegang peran dominan dalam pemerintah Lebanon. Kelompok ini telah mengundurkan diri pada Maret tetapi masih menjalankan fungsinya di pemerintahan walau hanya sementara. Berbagai faksi Lebanon belum mampu menyepakati format dari pemerintah baru.
Pertempuran di Qusayr berlanjut untuk hari kelima setelah para pemimpin oposisi Suriah mendesak pemberontak dari tempat lain untuk berkumpul di qusayr - sebuah kota yang strategis dan penting untuk kedua belah pihak.
Rezim akan memperkuat kontrol di bagian barat jika berhasil merebut kembali kota yang menghubungkan ibukota Damaskus dengan jantung Alawit sepanjang pantai Mediterania. Untuk para pemberontak, Qusayr merupakan bagian dari jalur suplai senjata dan pejuang dari Libanon.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan hari Kamis bahwa 46 pejuang Hizbullah tewas dalam pertempuran untuk Qusayr. Sebelumnya Hizbullah mencoba mengecilkan keterlibatannya dalam perang sipil, namun jumlah korban yang tinggi di Qusayr telah membuat hal itu tidak mungkin.
Secara keseluruhan, setidaknya 104 pejuang Hizbullah tewas di Suriah dalam beberapa bulan terakhir, menurut Observatorium, yang bergantung pada jaringan sumber di Suriah.
Keterlibatan Hizbullah telah mendorong kecaman internasional. Pejabat Eropa mengatakan pada Rabu ini bahwa Uni Eropa akan menilai kembali apakah akan mendeklarasikan Hizbullah sebagai organisasi teroris, langkah itu telah lama gagal diwujudkan meskipun mendapat tekanan dari AS.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Rabu bahwa keterlibatan terbuka Hizbullah melintasi perbatasan Lebanon menempatkan situasi regional dalam resiko.
"Kamu memiliki kekuatan besar ini di Lebanon, Hizbullah ... yang telah memilih, atas nama semua rakyat Lebanon, menyeret mereka ke dalam pertempuran ini, "katanya pada konferensi pers di Amman, Yordania. "Itulah jenis bahaya yang kita coba untuk menghindari."
Di Amman, Kerry dan sekutu AS dari Eropa dan dunia Arab berusaha meyakinkan pemberontak Suriah pentingnya untuk berpartisipasi dalam upaya perdamaian.
Namun, Louay Safi, anggota senior dari Koalisi Nasional Suriah - blok oposisi utama Suriah, mengatakan hari Kamis bahwa hanya jaminan tertulis bahwa kepergian Assad adalah salah satu tujuan dari negosiasi dapat membawa oposisi ke meja.
"Jika transisi dan jika penghapusan Assad tidak di atas meja, ini adalah non-starter untuk semua oposisi," kata Safi melalui telepon dari Istanbul.
Selama pertemuan tiga-hari, koalisi berusaha menentukan sikap dalam rencana pembicaraan damai juga mendiskusikan tentang kepemimpinan baru.
Ketidaksepakatan atas nasib Assad telah menjadi hambatan utama bagi upaya internasional untuk mengakhiri perang sipil Suriah.
Seorang pemimpin oposisi Suriah yang mengundurkan diri sebagai kepala koalisi yang didukung Barat Maret menyerukan Assad untuk menyerahkan kekuasaan baik kepada perdana menteri atau wakil presiden dalam waktu dua puluh hari, serta pembubaran parlemen Suriah saat ini.
Usulan Moaz al-Khatib, diposting pada halaman Facebook-nya menjamin jalan keluar yang aman bagi Assad namun tidak menjamin kekebalan hukum di masa depan.
Pada Rabu, AS bersama dengan pendukung Eropa dan Arab yang menjadi poros utama oposisi Suriah mengatakan Assad harus menyerahkan kekuasaan pada awal masa transisi. Namun, sekutu Suriah yaitu Rusia, co-sponsor dari pertemuan Jenewa, belum berkomitmen untuk melengserkan Assad. Assad mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri sebelum pemilihan diadakan.
sumber: al-arabiya
Advertising - Baca Juga :
- Timun Emas - Dongeng Indonesia ( Jawa Tengah )
- Young Transgender Ladies Face Mental Health Risks
0 komentar:
Posting Komentar