Muslim dan Buddha bentrok di kota utara Myanmar Lashio pada Selasa, kata saksi dimana gelombang kekerasan sektarian mencapai wilayah pegunungan di dekat perbatasan China.
Saluran telepon di kota yang dihuni oleh sekitar 131.000 orang tersebut mati dan bagaimana situasi kekerasan itu tidak jelas. Saksi melaporkan beberapa kebakaran besar, sumber ini juga mengatakan sebuah masjid dan biara Buddha tampaknya telah dibakar.
Kerusuhan itu terjadi setelah kerusuhan antara Muslim dan Buddha terjadi di bagian lain dari Myanmar selama satu tahun terakhir, termasuk pertempuran di pusat kota Meikhtila pada bulan Maret yang menewaskan sedikitnya 44 orang, kebanyakan Muslim dan dihancurkannya beberapa perkampungan Muslim. Sekitar 12.000 orang kehilangan rumah mereka.
Lashio, ibukota Negara Bagian Shan, telah terhindar dari kerusuhan agama. Kota ini dikenal karena pengaruh Cina yang kuat yang berjarak sekitar 190 km (120 mil) dari Muse, sebuah kota di perbatasan China.
Hajji Aung Lwin, seorang pria Muslim dari sebuah desa di pinggiran Lashio mengatakan pertempuran tampaknya telah dimulai setelah pertengkaran antara seorang pria Muslim dan seorang wanita Buddhis. Setelah polisi menahan pria itu, umat Buddha setempat mengepung kantor polisi dan menuntut dia diserahkan, katanya.
Massa kemudian mencoba untuk membakar Masjid Myoma yang terletak dekat pasar Lashio, katanya. Seorang saksi lain melaporkan melihat api di kota dan sebuah bangunan besar terbakar.
Bentrokan sektarian antara umat Buddha dan Muslim, yang membentuk sekitar 5 persen dari populasi di negara berpenduduk mayoritas Buddha, telah meletus beberapa kali sejak pemerintah kuasi-sipil mengambil kekuasaan pada Maret 2011 setelah lima dekade pemerintahan diktator militer.
Serangan paling serius terjadi di negara bagian Rakhine di barat pada bulan Juni dan Oktober tahun lalu, ketika umat Buddha berperang melawan Muslim Rohingya, yang ditolak oleh warga Myanmar dan dilihat oleh banyak orang di negeri ini sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Setidaknya 192 orang tewas.
sumber: al-arabiya
Saluran telepon di kota yang dihuni oleh sekitar 131.000 orang tersebut mati dan bagaimana situasi kekerasan itu tidak jelas. Saksi melaporkan beberapa kebakaran besar, sumber ini juga mengatakan sebuah masjid dan biara Buddha tampaknya telah dibakar.
Kerusuhan itu terjadi setelah kerusuhan antara Muslim dan Buddha terjadi di bagian lain dari Myanmar selama satu tahun terakhir, termasuk pertempuran di pusat kota Meikhtila pada bulan Maret yang menewaskan sedikitnya 44 orang, kebanyakan Muslim dan dihancurkannya beberapa perkampungan Muslim. Sekitar 12.000 orang kehilangan rumah mereka.
Lashio, ibukota Negara Bagian Shan, telah terhindar dari kerusuhan agama. Kota ini dikenal karena pengaruh Cina yang kuat yang berjarak sekitar 190 km (120 mil) dari Muse, sebuah kota di perbatasan China.
Hajji Aung Lwin, seorang pria Muslim dari sebuah desa di pinggiran Lashio mengatakan pertempuran tampaknya telah dimulai setelah pertengkaran antara seorang pria Muslim dan seorang wanita Buddhis. Setelah polisi menahan pria itu, umat Buddha setempat mengepung kantor polisi dan menuntut dia diserahkan, katanya.
Massa kemudian mencoba untuk membakar Masjid Myoma yang terletak dekat pasar Lashio, katanya. Seorang saksi lain melaporkan melihat api di kota dan sebuah bangunan besar terbakar.
Bentrokan sektarian antara umat Buddha dan Muslim, yang membentuk sekitar 5 persen dari populasi di negara berpenduduk mayoritas Buddha, telah meletus beberapa kali sejak pemerintah kuasi-sipil mengambil kekuasaan pada Maret 2011 setelah lima dekade pemerintahan diktator militer.
Serangan paling serius terjadi di negara bagian Rakhine di barat pada bulan Juni dan Oktober tahun lalu, ketika umat Buddha berperang melawan Muslim Rohingya, yang ditolak oleh warga Myanmar dan dilihat oleh banyak orang di negeri ini sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Setidaknya 192 orang tewas.
sumber: al-arabiya
0 komentar:
Posting Komentar